Selasa, 13 Agustus 2013

18.30 - 2 comments

PERIBAHASA/UNGKAPAN DAN PANTUN BAHASA SANGER SIAU

Peribahasa/ungkapan-ungkapan


-          Maning bulraeng sindepa tamakasulrung musombang I saudara
o   Harta kekayaan tak sebanding pertemuan yang tercipta dengan keluarga
-          Dumarisi masulrung dangee kumaiang mesulrung sanae
o   Berdiri sama tinggi duduk sama rendah
-          Maning marau sumata pakasau tumanata
o   Walau pun jauh di mata seringlah meberih kabar
-          Tumalrang henge nisingka hetang
o   Lari dari kesusahan malahan ditimpah kemalangan yang lain
-          Kere mamorleng kambing sarang ake / kere mamolreng kiaeng bu kotoe
o   Orang yang tidak dengar dengaran
-          Kere emihe bawoko/ kere kalralreno kadondong/ kere kasidada kubulre/ kere lemude meo
o   Orang munafik
-           Kela gating meo kadesunge
o   Orang yang cemberut/ pemarah
-           Kela lempang lamati/ kela lentu turo
o   Orang yang berjalan pelan/lambat
-           Kela dalralreng rusa
o   Orang sombong
-           Kela elong kuse
o   Orang cengeng
-           Kela katateleng u tagonggong
o   Tong kosong bunyi nyaring
-           Kere rarentang burung tegi/ kere darangeng puikang bombolre
o   Orang yang jarang datang/bertemu
-           Kela muhabare lua
o   Orang yang keras kepala
-           Kela sadaha meda ponggo/kela bisi mubawale
o   Orang yang tidak pernah diam
-           Kela kalepa sade-sade
o   Orang yang hidungnya pesek
-           Kela mohong bahundake
o   Tidak bisa dipercaya
-           Kere kapulu manu linggi
o   Banyak keinginan tapi tidak terpenuhi
-          Kela kakanoa lipang buta
o   Pergerakan pelan dan tidak terarah
-           Mutatulrang lawo pihi baha
o   Sama-sama pendusta
-           Kere mudalrimpa po
o   Orang yang linca pergerakannya
-           Kela meo muhapa talo
o   Tidak bisa dipercaya
-           Kere lahenang kaheke/ kere katateti tai manu
o   Semangat yang Cuma di awal-awal
-           Kere nanambu dakalung kolre
o   Tidak berperasaan
-           Musulrung nutiu apu supalrede
o   Hilang tidak berbekas
-           Kere pudaringang sahemang
o    
-          Kere kapapiang biha
o    
-           Kere kiasong Tahiti maning mbaeng tontongang mang muntumbiki
o   Punya keinginan yang kuat

Pantun-pantun
Dala supungu titate
Pia manu bua nisohong
Makaupu makapate
Ia tasumoho


Dala supungu tagahi
Pia barang kukanoa
Ia tamapulung gahi
Ia mapulu kakanoa

Ndai lua mubilroho
Sumahe soang dagho
Dalrai ariwe roro
Mapia aribe kahahgo 

Sabtu, 10 Agustus 2013

07.19 - 2 comments

MASALAH PENELITIAN


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena hanya berkat kemurahanNYA penyusunan  Makalah masalah penelitian sebagai tugas akhir semester mata kulia metodolgi penelitian ini dapat terselesaikan.
Pada dasarnya penelitian merupakan ikhtiaar manusia dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu, keberadaan suatu masalah merupakan syarat yang tidak dapat ditawar-tawar bagi pelaksanaan penelitian. Tidak jarang kita mendengar keluhan-keluhan dari para mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam menemukan masalah yang mereka teliti sebagai karya tulis terakhir. Dalam makalah ini penulis membahas bebarapa uraian mengenai masalah penelitian, bagaimana memilih masalah penelitian, bentuk-bentuk masalah penelitian, dan objek penelitian. Semoga makalah ini bisa menjadi jawaban dari kegelisahan kita semua sebagai mahasiswa dan setiap orang yang bersentuhan dengan masalah penelitian.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki dan mampu memberikan yang lebih baik lagi untuk karya-karya selanjutnya.


Tondano, Januari 2013
Penulis


Jolli Daud Horonis

DAFTAR ISI
Kata pengantar   
Daftar Isi   
Bab I        
Pendahuluan        
Bab II       
Isi           
Bab III        
Pembahasan      
Bab IV       
Penutup           
Daftar pustaka     

BAB I
PENDAHULUAN

Penelitian jenis apa pun titik tolaknya tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa masalah penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan mulai memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana, dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainya berpangkal pada perumusan masalah tersebut.
Di pihak lain, kadang-kadang perumusan masalah dianggap sepele atau dipandang enteng oleh peneliti, calon peneliti, atau mahasiswa yang akan mempersiapkan skripsi, tesis, atau desertasinya. Hal itu dapat dilihat pada usulan penelitian atau proposal penelitiannya yang perumusan masalahnya tidak mantap sama sekali. Oleh karena itu, uraian dalam bab selanjutnya akan memberikan banyak contoh serta ulasan perumusan masalah dengan maksud agar pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai perumusan masalah, di sini juga dikemukakan perinsip-perinsip perumusan masalah. Dalam makalah ini dikemukakan juga tatacara perumusan masalah sehingga atas dasar itu para pembaca diharapkan kelak secara mantap dapat merumuskan masalah penelitiannya sendiri.
Berkaitan dengan hal di atas, bab selanjutnya mengenai pembahasan akan membahas secara berturut pembatasan masalah studi melalui focus, model perumusan masalah, diakhiri dengan cara perumusan masalah penelitian.


BAB II
ISI

Masalah Penelitian
Masalah penelitian adalah fokos penelitian, tepat seperti namanya yaitu suatu masalah yang ingin diteliti oleh peneliti. Masalah penelitian sering dinyatakan sebagai pertanyaan penelitian. Di sini kita akan membahas tentang sifat dari pertanyaan penelitian dan karakteristiknya. Juga beberapa cara untuk menjernihkan hal-hal yang tidak jelas dalam pertanyaan penelitian. di akhir kita menampilkan beberapa prinsip etik penting sebagai  pertimbangan peneliti.
Apa yang dimaksud dgn masalah penelitian?
Masalah penelitian adalah masalah yang ingin diteliti seseorang, masalahnya bisa apa saja yang ditemukan tidak memuaskan atau tidak ada penyelesaian, pernyataan perkara yang harus diubah, apa saja yang tidak berjalan seperti seharusnya, masalah meliputi daerah yang menjadi perhatian peneliti sebagai pendidik, keadaan yang ingin diperbaiki, kesulitan yang ingin di atasi, pertanyaan yang membutuhkan jawaban.
Pertanyaan penelitian
Biasanya Masalah penelitian awalnya bersifat pertanyaan penelitian yang disajikan sebagai fokus penelitian.
Berikut ini adalah contah pertanyaan penelitian dalam penelitian pendidikan:
·         Apakah terapi yang berpusat pada klien lebih memuaskan dibandingkan terapi tradisional?
·         Apakah deskripsi orang dalam  buku teks penelitian sosial Tidak seimbang?
·          Apa yang rata2 terjadi di ruang kelas sekolah dasar selama sepekan?
·         Apakah guru berprilaku berbeda terhadap siswa yang berbeda gender?
·         Bagaimana kita memprediksi siswa mana yang mungkin memiliki masalah belajar dalam suatu mata pelajaran?
·         Apa yang dirasakan orang tua tentang bimbingan konseling sekolah ?
·         Bagaimana  seorang kepala sekolah memperbaiki moral staf pengajar?
Yang menjadi persamaan dari semua pertanyaan diatas adalah kita dapat mengumpulkan data untuk menjawabnya, itulah  yang membuatnya bisa diteliti. contohnya peneliti dapat mengukur kepuasan klien yang mnerima metode terapi yang berbeda. Atau peneliti dapat mengamati dan mewawancarai untuk mendeskripsikan fungsi dari ruang kelas sekolah dasar.
Sekali lagi,yang membuat pertanyaan itu bisa diteliti jika terdapat informasi yang bisa kita kumpulkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Bagaimanapun ada jenis pertanyaan lain yang informasinya tidak bisa kita kumpulkan contohnya 2 pertanyaan berikut ini :
·         Haruskah filosofi dimasukan dalam kurikulum sekolah lanjutan?
·         Apa arti kehidupan ?
Mengapa pertanyaan ini tidak bisa diteliti ? apa yang menghalangi kita sehingga  tidak bisa mengumpulkan informasi untuk menjawabnya? jawabannya sederhana, analisa akhir dari kedua pertanyaan tersebut adalah tidak bisa diteliti, tidak ada cara untuk mengumpulkan informasi untuk menjawab kedua duanya.
Petanyaan pertama adalah tentang nilai, itu menyatakan dugaan benar dan salah, patut dan tidak patut dan tidak mempunyai referensi empiris.
Tidak ada yang setuju dengan kata ‘should’ bagaimana kita menentukan secara empiris sesuatu itu ‘seharusnya’ dilakukan atau tidak ? data apa yang dapat kita kumpulkan? tidak ada cara untuk melanjutkan penelitian.
tapi jika pertanyaan diubah menjadi apakah menurut orang-orang filosofi seharusnua dimasukan dalam kurikulum sekolah lanjutan? pertanyaan ini bisa diteliti. Mengapa? karena sekarang kita bisa mengumpulkan data untuk menjawabnya.
Karakteristik pertanyaan penelitian yang baik
Setelah pertanyaan penelitian dirumuskan ,peneliti akan mengubahnya kedalam pertanyaan yang baik, pertanyaan penelitian yang baik memiliki 4 karakteristik penting yaitu :
1. Pertanyaan itu mudah (bisa diteliti tanpa menghabiskan banyak waktu,tenaga dan uang)
2. Pertanyaan itu jelas
3. Pertanyaan itu signifikan (berharga untuk diteliti karena akan memberikan kontribusi pengetahuan penting tentang kondisi manusia )
4. Pertanyaan itu sopan (tidak mengakibatkan gangguan fisik atau psikologi pada orang atau lingkungan social dimana dia berada)
Mari kita membahas tiap karakteristik ini satu persatu secara lebih detail.
Pertanyaan penelitian haruslah  mudah
Hal penting dalam merancang penelitian adalah kemudahan.sebuah pertanyaan mudah bisa kita teliti dengan sumber sumber yang tersedia. Beberapa pertanyaan (seperti yang mengenai pengamatan jarak,contohnya penelitian tentang pengaruh jangka panjang dari program khusus seperti ‘Head start’) membutuhkan waktu dan biaya yang besar dibandingkan dengan penelitian lainya. Sayangnya lapangan pendidikan tidak seperti kedokteran,bisnis, hokum,pertanian,farmatologi atau militer yang tidak prnah menetapkan usaha penelitian yang terikat dengan praktek. Kebanyakan penelitian yang dilakukan disekolah atau institusi pendidikan sepertinya dilakukan oleh ‘orang luar’ sering professor universitas dan siswanya dan biasanya hanya jika didanai oleh bantuan sementara. Jadi tidak adanya kemudahan sering membatasi usaha penelitian.
Pertanyaan penelitian haruslah jelas
Karena pertanyaan penilitian merupakan focus penyelidikan maka sangatlah  penting jika pertanyaan itu jelas. Apa sebenarnya yang akan diteliti? Mari kita mempertimbangkan dua contoh pertanyaan penelitian yang kurang jelas berikut ini.
Contoh 1 apakah sebuah kelas yang berorientasi humanistis efektif? meskipun ungkapan ‘berorientasi humanistis efektif’ terlihat sangat jelas, banyak orang sesungguhnya tidak yakin apa artinya. Jika kita bertanya ‘apa itu orientasi humanis efektif?’ kita mulai menemukan bahwa tidak semudah yang kita pikirkan untuk mendeskripsikan karakteristik pentingnya.apakah yang terjadi di sebuah kelas berbeda dengan yang terjadi di kelas kelas lainnya ?apakah guru guru menggunakan bermacam macam strategi ? apakah mereka mengajar ? dalam kegiatan kegiatan apa saja siswa berpartisipasi?harus seperti apa ruangan kelas itu? Bagaimana dengan pengaturan tempat duduk ,contohnya? Materi apa yang digunakan ? apakah ada banyak variasi yang bisa kita temukan dari kelas ke kelas berupa strategi yang dibuat guru untuk kegiatan siswa? Apakah materi tersedia dan bervariasi ?
Hal lain dari pertanyaan ini juga ambigu, seperti ‘apa yang dimaksud dengan efektif?’ apakah itu berarti ‘hasil dari penimgkatan akademik’ ‘ hasil dari lebih senangnya anak ?’ ‘membuatnya lebih mudah bagi guru?’ atau ‘ biayanya murah?’ mungkin ini semua maksud dari efektif  atau bahkan lebih.
Contoh 2. bagaimana guru merasakan kelas kelas khusus yang secara pendidikan terhambat? Bagian pertama yang perlu diklarifikasi adalah ‘guru’ kelompok umur berapakah yang termasuk? Tingkat pengalaman apa yang dimaksud? (apakah guru yang masih dalam masa percobaan termasuk ?) apakah semua guru baik dari sekolah umum maupun sekolah khusus termasuk ? apakah semua guru dalam negeri termasuk atau hanya dalam daerah tertentu ? apakah ini merujuk pada guru yang tidak mengajar kelas khusus sebaik mereka yang mengajar kelas khusus?
Ungkapan “dirasakan tentang” juga ambigu. Apakah itu artinya pendapat? Reaksi emosional? Apakah suatu saran tindakan? Atau apa? Kata “kelas khusus” dan “ secara pendidikan terhambat” juga perlu diperjelas. Contoh definisi sah dari siswa yang secara pendidikan terhambat adalah : anak denggan kondisi belajar khusus atau penyakit perilaku,tidak mampu beradaptasi dengan situasi kelas normal,penyakit ini berhubungan dengan hambatan otak atau gangguan emosional dan mestinya tidak dikarenakan keterlambatan mental,kerugian cultural dan masalah bahasa asing.
Pertanyaan penelitian harus signifikan
Pertanyaan penelitian haruslah bermanfaat untuk diteliti. Intinya kita harus mempertimbangkan apakah pertanyaan tersebut cukup bernilai untuk kita habiskan waktu, tenaga dan biaya untuk mendapatkan jawabannya?
Salah satu tugas penting untuk setiap peneliti adalah memikirkan nilai dari penelitian yang dimaksud sebelum banyak persiapan selesai. Ada tiga pertanyaan penting tentang pertanyaan penelitian yaitu :
1. Bagaimana  jawaban dari pertanyaan ini bisa memajukan pengetahuan di bidang saya?
2. Bagaimana jawaban dari pertanyaan ini bisa memperbaiki praktek pendidikan?
3.  Bagaimana jawaban dari pertanyaan ini bisa memperbaiki kondisi manusia?
Etika dan penelitian
Pernyataan prinsip-prinsip  etika
Keputusan untuk menjalankan penelitian bersandar pada pertimbangan keputusan seorang pendidik tentang cara terbaik untuk memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan kesejahteraan manusia.  Setelah membuat keputusan untuk meneliti, peneliti harus mempertimbangkan petunjuk alternative energy penelitian dan sumber yang akan diteliti. Dasar penrtimbangan pendidik yaitu meneliti dengan mengharhai dan memperhatikan martabat dan kesejahteraan org yang berpartisipasi dalam penelitian tersebut.
Dalam merencanakan penelitian peneliti harus memiliki tanggung jawab untuk membuat evaluasi sesuai dengan  prinsip etika yang bisa diterima, mempertimbangkan perlindungan subjek yang mungkin beresiko,bertanggung jawab untuk menjamin  perlakuan etik dalam penelitian,membuat persetujuan yang jelas dengan peserta penelitian dan menghormati semua janji dan komitmen dalam persetujuan, menentukan tidak adanya suatu yang tersembunyi atau kecurangan,peneliti menghargai kebebesan individu untuk menolak berpartisipasi dalam penelitian kapan saja,melindungi peserta dari ketidaknyamanan fisik dan mental/bahaya yang muncul akibat prosedur penelitian,setelah data dikumpulkan,peneliti menyampaikan informasi tentang penelitian pada peserta untuk menghindari perbedaan pemahaman yang muncul, ketika menghasilkan konsekuensi yang tidak diharapkan bagi peserta maka peneliti brtanggung jawab mendeteksi dan mengoreksinya termasuk pengaruh  jangka panjang.
Pernyataan tentang prinsip prinsip etika yang disajikan diatas menawarkan tiga hal penting yang dialamatkan bagi peneliti
Perlindungan peserta dari bahaya,menjamin kerahasiaan data penelitian, bagaimana kepentingan subjek yang termasuk dalam data penelitian dilindungi.



BAB III
PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan karena ada masalah penelitian. Suatu masalah tidak dapat dijadikan masalah penelitian kalau masalah tersebut dapat dijawab dengan “yah” atau “tidak”.
Untuk dapat merumuskan masalah penelitian secara tajam peneliti harus:
-          Menguasai teori
-          Banyak membaca
-          Memiliki daya observasi yang jeli
-          Mengetahui pendekatan apa yang digunakan dalam memecahkan masalah
-          Pendekatan tergantung pada masalah penelitian
Masalah penelitian tidak pernah berdiri sendiri melainkan selalu terkait, terdapat kontelasi dengan factor-faktor lain. Misalnya, latar belakang politik, historis, ekonomi, social, dan budaya. Hal-hal inilah yang merupakan latar belakang suatu penelitian. Secara operasional, suatu gejalah baru dapat dikategorikan sebagai masalah bila gejalah tersebut berada dalam situasi tertentu. Seorang pejalan kaki yang berjalan di atas trotoar di jalan yang masih ramai bukan merupakan suatu masalah, namun akan menjadi masalah bila pejalan kaki ini berjalan di tengah jalan ramai atau di tengah jalan tol. Masalah adalah variabel yang menjadi tema pokok penelitian atau juga bisa disebut kasus yang menjadi fokus penelitian. (moleong 2007:92).
Suatu variabel atau kasus menjadi permasalahan penelitian jika terjadi kesenjanganantara kenyataan dan harapan dari variabel atau kasus yang akan diteliti.

A. Masalah penelitian
Masalah bisa didefinisikan sebagai kesenjangan antara harapan dan kenyataan, atau kesenjangan antara teori dan praktik, kesenjangan antara cita dengan realita, atau sesuatu yang memerlukan jawaban dan penjelasan. Tidak selamanya masalah dapat menggambarkan kesenjangan, tapi terkadang juga merupakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan
o   Kualitas masalah
Setidaknya ada dua kualifikasi masalah yang baik, yakni mempunyai nilai penelitian dan layak untuk diteliti. Masalah itu harus memiliki nlai penelitian, yakni dapat diuji, orisinal, dan urgen untuk diteliti, serta dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan ilmu, kebijakan atau sebangsanya. Kemudian masalah juga harus didukung oleh data dan tidak ada kendala bagi peneliti untuk mengakses data tersebutdari sumber-sumber primernya.
o   Macam-macam masalah
-          Model komparatif dikembangkan jika penelitian dilakukan untuk membandingkan satu atau lebih variabel dalam dua kelompok sampel. Seperti, Adakah perbedaan produktifitas pemasaran antara karyawan tetap dengan karyawan kontrak? Dan yang sebangsanya
-          Model asosiatif dikembangkan untuk penelitian yang bertendensi untuk menjelaskan pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih. Seperti, Apakah motivasi berhubungan dengan prestasi menulis puisi? Apakah strategi pembelajaran mempengaruhi prestasi menulis puisi?
o   Kapan terjadi masalah
Masalah terjadi apabilah:
-          Bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita
-          Bila ada hasil-hasil yang bertentangan
-          Bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui penelitian. (McGuigan dalam Mahsun 2005:5)
o   Dimanakah sumber masalah
Sumber masalah didapat dari:
-          Pengalaman dan pengamatan
-          Keputaskaan yang relevan dengan studi kita
-          Mata kuliah yang kita programkan
-          Jurnal, buku, abstrrak dan majalah
-          Seminar
-          Skripsi, tesis dan desertasi
-          Pakar dan teman sejawat
o   Bagaimanakah rumusan yang baik
Fraenkel dan Wallen 1990:22 (dalam Djojosuroto dan Trijanto 2010:90) mengemukakan bahwa masalah penelitian yang baik adalah:
1. Masalah harus feasible, dalam arti maslah tersebut harus dapat dicarikan dalam arti masalah tetsebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, trdak barnyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu.
2. Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap rmasalah tersebut.
3. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah itu harus mernberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.
4. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan, dan agama. Mungkin tidak etis melakukan penelitian yang berkenaan dengan agama , uku, atau keyakinan adat istiadat dari kelompok masyarakat tertentu.
Tuckman 1988 (dalam Djojosuroto dan Trijanto 2010:9) menambahkan rumusan masalah yang baik adalah menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih (menurut penulis tidak harus), dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya,atau  alternatif yang secara implisit mengandung pertanyaan. Misalnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan apakah ada hubungan antara  ... dengan ... yaitu;
·         Didukung oleh latar belakang masalah dan penjelasan mengenai  pentingnya masalah diteliti.
·         Memuat variabel-variabel dan kaitan antar variaber yang menjadi perhatian peneliti
·         Memberikan penjelasan atau definisi setiap variabel (konseptual& operasional)
CONTOH:
1. Apakah ada pengaruh penggunaan media gambar terhadap hasil belajar menulis narasi sisrwa SD?
2. Apakah ada hubungan positif antara kemampuan kosa kata dan hasil belajar mengarang deskripsi siswa SMP?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pemahaman makna puisi antara siswa yang belajar dengan metode X dan siswa yang belajar dengan rnetode Y ?
Penelitian merupakan bagian dari pemecahan masalah. Lalu apa sebenarnya masalah penelitian itu?   Masalah penelitian sccara umum dapat diartikan sebagi suatu kesenjangan (Gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau tetjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan. Pada hakikatnya masalah penelitian adalah segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya, atau segala bentuk rintangan dan hambatan atau kesulitan yang muncul pada bidang tertentu.
Meskipun masalah penelitian itu selalu ada dan banyak, belum tentu mudah mengangkatnya sebagai masalah penelitian jika kita tidak memiliki kepekaan terhadap masalah penelitian. Kepekaan dipengaruhi oleh minat dan pengetahuan atau keahlian. Minat dan pengetahuan atau keahlian itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :
1. Ptofesi
Ptofesi atau bidang pekerjaan seseorang dapat menjadi sumber minat untuk melakukan penelitian. Semakin sering seseorang memaparkan masalah-masalah yang betkaitan dengan profesinya, akan semakin mendorong orang tersebut berrninat untuk menyelesaikannya.
2. Spesialisasi
keahlian khusus seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih peka tehadap masalah yang berkaitan dengan keahliannya, Misalnva, seorang guru sastra akan lebih peka terhadap masalah-masalah pembelajaran sastra di sekolah (murid ogah-ogahan belaiar kesusasteraan)
3. Akademis
Seseorang yang telah mengalami program pendidikan yang tinggi biasanya telah mendalami tentang salah satu disiplin ilmu pengetahuan. Dengan penguasaan Ilmu ini, orang tersebut cenderung lebih peka mengenali masalah dalam bidang keahliannya.
4. Kebutuhan dan praktik kehidupan sehari-hari
Seseorang yang cenderung menaruh perhatian akan kebutuhan dan praktik kehidupan sehari-hari akan lebih peka terhadap masalah yang muncul.
5. Pengalaman Lapangan
Seseorang yang mempunyai banyak pengalaman lapangan akan menambah kepekaannya terhadap masalah di bidangnya.
6. Bahan Bacaan atau Kepustakaan
Membaca dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir seseorang,sehingga wawasannya  akan semakin luas dan semakin mampu menggunakan penalaran dan pola berpikir keritisnya semakin berkembang. Dengan berpikir keritis ini selanjutnya akan meningkatkan kepekaan seseorang terhadap masalah.

B. MEMILIH MASALAH PENELITIAN
Banyaknya masalah penelitian yang sering ditemukan, seringkali membuat seorang peneliti harus memilih masalah penelitian yang paling layak diantara beberapa masalah tersebut. Hal yang penting dijadikan pegangan dalam memilih masalah penelitian ini adalah bahwa keputusan dan penentuan terakhir adalah terletak pada peneliti itu sendiri.
Sebelum memilih masalah, terlebih dahulu peneliti harus menentukan topik penelitian. Untuk menentukan topik peneLitian seorang peneliti harus terlebih dahulu rnenanyakan pada diri sendiri tentang beberapa pertanyaan berikut:
“Apakah topik tersebut dapat dijangkau/dikuasai (manageable topic)?"
"Apakah bahan-bahan/data-data tersedia dengan cukup (obtainable data)?”
“Apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significancy of topic)?"
“Apakah topik tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji (interested topic)?"
Setelah topik ditentukan selanjutnya peneliti harus memilih masalah penelitian yang sesuai dengan topik tersebut. Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian:
1. Masalah masih baru
"Masalah masih baru" yaitu masalah tersebut belum pernah diungkap atau ditehu oleh orang lain dan topik masih hangat di masyaratakat. Usaha yang dilakukan sebelum menentukan masalah, peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal penelitian maupun media elektronik tentang penelitian tetkuni.
2. Aktual
Aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadidi masyarakat. Untuk itu sebelumnya peneliti tersebut l harus melakukan survey dan memang menemukan masalah tersebut.
3. Praktis
Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis, aranya hasil penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan suatu pemborosan atau penghamburan sumber daya tanpa manfaat ptaktis yang bermakna.
4. Memadai
Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya tidak terlalu luas, tetapi juga tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan memberikan hasil yang kurang jelas dan menghamburkan sumber daya, sebaliknya masalah peneiitian yang tetlalu sempit akanmemberikan hasil yang kurang berbobot.
5. Sesuai dengan kemampuan peneliti
Seseorang yang akan melakukan penelitian harus mempunyai kemampuan penelitian dan kemampuan di bidang yang akan diteliti jika tidak, hasil penelitiannya kurang dapat dipertanggungjawabkan dari segi ilmiah (akademis) maupun praktis.
6. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah
Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang ataupun adat istiadat sebaiknya dipertimbangkan karena mungkin akan banyak menemukan hambatan dalam pelaksanaan penelitian nanti.
7. Ada yang mendukung
Setiap penelitian membutuhkan biaya, sehingga sejak awal sudah dipertimbangkan darimana asal biaya tersebut akan diperoleh. Tidak jarang masalah-masalah penelitian yang menarik akan mendapatkan sponsor dari instansi-instansi pendukung, baik pemerintah maupun swasta.
Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, sebelum melakukan pemilihan masalah penelitian, maka peneliti harus menjawab beberapa pertanyaan agar masalah yang diteliti layak dan relevan.
1. Apakah masalah yang akan diteliti merupakan masalah yang sedang hangat di dalam masyarakat saat ini?
2. Apakah masalah tersebut benar-benar ada di masyarakat?
3. Seberapa jauh masalah tersebut dirasakan? Apakah penduduk atau masyarakat merasakan masalah tersebut?
4. Apakah masalah tersebut mempengaruhi kelompok tertentu?
5. Apakah masalah tersebut berhubungan dengan masalah humaniora, sosial, kesehatan atau ekonomi?
6. Apakah masalah tersebut berhubungan dengan akativitas program yang ditekuni?
Dengan beberapa pertimbangan dan petanyaan tersebut, diharapkan akan dapat dirumuskan masalah penelitian yang layak dan relevan, sehingga masalah penelitian memberikan manfaat, baik secara teoritis maupult praktis.
C. BENTUK-B ENTUK MASAIAH PENELITIAN
Bentuk-bentuk masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. Hal ini disebabkan oleh karena pada dasamya hasil penelitian nanti digunakan untuk menjelaskan fenomena berdasarkan data yang terkumpul. Berdasarkan hal tersebut maka bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif komparatif, dan asosiatif.
a. Permasalahan Deskriptif
Permasalahan deskriptif adalab suatu permasalahan yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan veriabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjuutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif
1) Seberapa baik kinerja kabinet Gotong Royong?
2) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap Perguruan tinggi negeri berbadan hukum?
3) Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga di Jakarta?
4) Seberapa tinggi tingkat kepuasan dan apresiasi masyatakat terhadap pelayanan pemerintah daerah di bidang kesehatan?
Dari beberapa contoh di atas tetlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri (bandingkan dengan masalah kompatatif dan asosiatif ).
Penelitian yang bermaksud mengetahui kinerja kabinet Gotong Royong, sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi berbadan hukum, efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga, tingkat kepuasan dan apresiasi masyarakat terhadap pelayanan pemerintah dibidang, kesehatan adalah contoh penelitian deskriptif.
b.  Permasalahan Komparatif
Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a) Adakah perbedaan produktivitas kerja antara Pegawai Negeri BUMN dan Swasta? ( satu variabel pada 3 sampel).
b) Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?
c) Adakah perbedaan, kemampun dan disiplin kerja antara Pegawai Swasta Nasional, dan perusahaan asing (dua variabel, pada dua sampel).
d) Adakah perbedaan kenyamanan naik kereta Api  dan bus menurut berbagai kelornpok masyarakat?
e) Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota dan desa, gunung (satu variabel pada 3 sampel)
f) adakah perbedaan tingkat kepuasan masyarakat kabupaten A dan B dalam hal pelayanan kesehatan?
g) Adaklah perbedaan kulaitas manajemen antara bank Swasta dan Bank Pemerintah?

c. Permasalahan Asosiatif
Permasiilahan asosiatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu; hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/reciprocal/timbal balik.
a. Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan anrara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif, contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berkut:
a) Adakah hubungan antara banyaknya bunyi burung prenjak dengan tamu yang datang? Hal ini bukan berarti yang menyebabkan tamu datang adalah bunyi burung (di pedesaan Jawa tengah ada kepercayaan kalau di depan rumah ada bunyi burung prenjak, maka diyakini akan ada tamu, di Jawa Barat, kupu-kupu dan tamu
b) Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat manisnya buah?
c) Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin?
d) Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah kejahatan?
e) Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan sepatu yang dibeli?

b.  Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh:
a) Adakah pengaruh sistem penggajian tethadap prestasi kerja?
b) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan nasional terhadap perilaku masyarakat?
c) Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyarwan?
d) Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan, dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah?
Contoh judul penelitiannya:
a) Pengaruh insentif terhadap disiplin kerja karyawan di departemen X.
b) Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja di Departetnen X.
Contoh pertama dengan satu variabel independen dan contoh kedua dengan dua variabel independen.
c. Hubungan interaktif / tesiptocal / tirnbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi, Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen.
Contoh:
a) Hubungan antara motivasi dan prestasi. Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi ptestasi dan iuga ptestasi mempengaruhi motivasi.
b) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian iuga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.

OBJEK PENELITIAN
Dalam memilih, menetapkan masalah atau objek penelitian, perlu diajukan pertanyaan:
. Apakah masalah ini penting?
. Kalau penting, apakah kepentingannya untuk diri sendiri atau penting bagi masyarakat yang berkecimpung dalam bahasa dan sastra, atau bagi pengembangan ilmu bahasa dan sastra
mengapa masalah ini saya anggap menarik?
Berapa banyak pengetahuan saya tentang masalah ini?
Apakah saya mampu melaksanakan tentang masaiah ini?
Apakah tersedia bahan penunjang di perpustakaan?
Apakah rnasalah ini sesuai dengan disiplin ilmu yang saya tekuni?
Apakah masalah ini sesuai dengan dana dan waktu yang tersedia?
Masalah:
Rumuskan,masalah secara jelas, singkat, termasuk konsep-konsep yang digunakan.
Masalah dibatasi, bagian mana yang digarap, mengapa bagian itu yang diambil
Gambatkan pentingnya masalah:
o Sumbangannya terhadap petkembangan ilmu
o kegunaan paktis bila ada
o Hubungan dengan penelitian lain
o kegunaan yang lebih umum



BAB IV
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Penelitian dilakukan karena ada masalah penelitian. Suatu masalah tidak dapat dijadikan masalah penelitian kalau masalah tersebut dapat dijawab dengan “yah” atau “tidak”. Masalah penelitian tidak pernah berdiri sendiri melainkan selalu terkait, terdapat kontelasi dengan factor-faktor lain. Misalnya, latar belakang politik, historis, ekonomi, social, dan budaya.
Masalah penelitian sccara umum dapat diartikan sebagi suatu kesenjangan (Gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau tetjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan. Pada hakikatnya masalah penelitian adalah segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya, atau segala bentuk rintangan dan hambatan atau kesulitan yang muncul pada bidang tertentu.
B.      Saran
Dalam menyusun pertanyaan penelitian baiknya memperhatikan beberapa karakter yakni
-          Pertanyaan penelitian haruslah  mudah
-          Pertanyaan penelitian haruslah jelas
-          Pertanyaan penelitian harus signifikan
Dalam merencanakan penelitian peneliti harus memiliki tanggung jawab untuk membuat evaluasi sesuai dengan  prinsip etika yang bisa diterima, mempertimbangkan perlindungan subjek yang mungkin beresiko,bertanggung jawab untuk menjamin  perlakuan etik dalam penelitian,membuat persetujuan yang jelas dengan peserta penelitian dan menghormati semua janji dan komitmen dalam persetujuan, menentukan tidak adanya suatu yang tersembunyi atau kecurangan,peneliti menghargai kebebesan individu untuk menolak berpartisipasi dalam penelitian kapan saja,melindungi peserta dari ketidaknyamanan fisik dan mental/bahaya yang muncul akibat prosedur penelitian,setelah data dikumpulkan,peneliti menyampaikan informasi tentang penelitian pada peserta untuk menghindari perbedaan pemahaman yang muncul, ketika menghasilkan konsekuensi yang tidak diharapkan bagi peserta maka peneliti brtanggung jawab mendeteksi dan mengoreksinya termasuk pengaruh  jangka panjang.



DAFTAR PUSTAKA

Densin norman dan Lincoln yvonna. 2009. Handbook of qualitative research. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Djojosuroto dan Trijnato.2010. metodologi penelitian ilmia. Yogyakarta. Graha Cendekia
Mahsun, M.S. 2005. Metodologi penelitian bahasa. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Moleong lexi.2007. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya.