Jumat, 20 September 2013

17.50 - No comments

KINERJA GURU ANTARA BUDAYA KERJA DAN MOTIVASI KERJA



Perubahan adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa apa yang disebut dengan era globalisasi sudah tidak terbendung lagi, dan dewasa ini Bangsa Indonesia seudah mulai merasakan dampak dari adanya perubahan dari berbagai macam dimensi. Begitu pesatnya perkembangan serta kemajuan teknologi sehingga mendorong pendidikan harus lebih berkualitas dari sebelumnya. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuna untuk perkembangan potensi peserta didik agar menjadi beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab sesuai dengan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas.
Proses belajar mengajar di sekolah banyak melibatkan berbagai macam unsur seperti siswa, materi, metode, media dan penilaian untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sebaik apapun dan lengakpnya unsur-unsur tersebut, namun keberhasilan dalam proses belajar mengajar peran guru masih merupakan factor penentu utama. Profesi guru merupakan factor yang sangat penting dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan karena guru adalah unsur pelaksana pendidikan yang secara langsung berhubungan dengan anak didik pada proses belajar mengajar.
Guru sebagai salah satu unsur yang menentukan dalam proses pendidikan atau belajar mengajar, bahkan tidak dapat digantkan dengan peralatan lainya. Oleh karena perannya yang cukup bervariasi, terutama dalam proses pembelajaran, baik sebagai demonstrator, motivator, pengelola kelas, sebagi mediator dan fasilitator, maupun sebagai evaluator. Selain itu ada peran lain yaitu peran dalam pembuatan administrasi. Secara keseluruhan peran guru perlu ada peningkatan mutu untuk keberhasilan pendidikan yang telah direncanakan.
Kedudukan guru sebagai penentu keberhasilan pelaksanaan belajar mengajar dituntut untuk menghasilkan kinerja yang tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab secara maksimal untuk menghadapi dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.
Kesadaran guru untuk disiplin dalam tugas cukup memprihatinkan, seperti guru yang datang terlambat dan pulang lebih awal, mencari sumber-sumber tambahan di luar penghasilannya yang secara tidak langsung menyita waktu, guru yang hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja kepada siswa tanpa membelajarkan siswa untuk mampu mengelola ilmu pengetahuan tersebut, dan rendahnya minat baca guru. Guru dituntut untuk selalu memperbaharui kualitas keilmuannya bahkan memprediksi kemajuan ilmu pengetahuan yang akan datang agar peserta didiknya tidak ketinggalan zaman.
Pelaksanaan tugas untuk mencapai prestasi sekolah maupun siswa yang tinggi harus dilakukan terutama dimaksudkan untuk meningkatkan disiplin kerja guru secara keseluruhan dalam proses pembelajaran di sekolah. Apresiasi guru harus diberikan melalui pemberian kepuasan agar kedisiplinan bisa ditumbuhkan dan ditingkatkan.
Pada prinsipnya kinerja guru dalam menjalankan tugas-tugasnya dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang berasal dari diri guru itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar diri guru (eksternal). Kedua faktor ini sangat mempengaruhi kinerja guru. Guru akan memiliki kinerja yang baik untuk melakukan tugas-tugasnya tergantung dari motivasi kerja. Artinya guru yang mempunyai orientasi perilaku positif adalah warga sekolah yang merasa puas, sedangkan guru yang mempunyai perilaku negatif adalah warga sekolah tidak merasa puas.
Perubahan budaya kerja sangat pula menentukan kinerja guru. Menurut Triguno (2002:3) “budaya kerja adalah perilaku kerja individu yang meliputi nilai-nilai berupa: kerja keras, ulet, disiplin, produktif dan tanggung jawab, kreatif, dinamis, konsekuen, konsekuen dan responsive”. Perubahan budaya kerja sangat menentukan peningkatan suatu kinerja guru untuk mengubah suatu lingkungan belajar supaya menjadi lebih hidup, dinamis, nyata, dan pembelajaran tak akan menjadi sesuatu yang mebosankan tetapi dapat berkarya secara professional.
Perubahan budaya sebagai komponen penting untuk menyediakan suatu kondisi agar kinerja guru tumbuh dengan baik. Guru memegang peranan penting menjadi motor atau penggerak untuk menampakkan kinerja yang tinggi sehingga dapat melahirkan suatu kreativitas dan peningkatan pembangunan demi menjawab kebutuhan orang tua, masyarakat, lapangan kerja dan industry pemerintah, terlebih lagi menjawab tuntutan tanggung jawab untuk bangsa dan Negara.
Budaya kerja yang terjaga dan tercipta dengan baik akan menghasilkan hasil kinerja yang maksimal. Mintzberg, (dalam Djokosantoso, 2006:6) mengemukakan bahwa “budaya kerja merupakan fungsi orang-orang yang bekerja di organisasi; cara organisasi itu dibentuk dan lingkungan (ekonomi dan teknologi) dimana organisasi itu beroperasi”. Budaya kerja adalah perilaku kerja yang emliputi antara lain: kerja keras, ulet, disiplin, produktif, tanggung jawab, motivasi, kreatif, dinamik, konsekuensi, responsive dan lain-lain. Dapatlah dikatakan bahwa budaya kerja yang kuat akan berdampak pada kinerja dan merupakan inspirasi pada pengembangan sumber daya manusia terhadap lahirnya kretivitas. Budaya kerja adalah komponen yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja guru dan proses terjadinya budaya kerja yang baik sangatlah panjang, hal ini erat kaitannya dengan pribadi masing-masing guru.
Selain budaya kerja guru, motivasi kerja juga memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan kinerja guru, sebagai upaya pencapaian mutu lulusan. Peranan motivasi adala sebagai proses yang membangkitkan dan memnopang perilaku terarah pada tujuan tertentu yang disebabkan oleh factor-faktor luar atau karakteristik pribadi dari individu yang bersangkutan.
Pada dasarnya setiap organisasi termasuk lingkungan pendidikan akan selalu berupaya agar semua elemen yang terlibat di dalamnya seperti kepalah sekolah dan guru dapat meberikan kinerja dan prestasi kerja yang optimal dalam rangka mewujudkan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi menjadi sesuatu yang sangat penting karena motivasi merupakan factor pendukung yang mengarahkan perilaku, tindakan atau kegiatan yang berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan. Hasibun (dalam Kambey, 2010:79) menjelaskan bahwa motivasi mempunyai daya penggerakan yang menciptakan kegairahan kerja agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upayanya untuk mencapai kepuasan. Sesorang yang memiliki motivasi kerja kuat senantiasa berkemauan yang tinggi untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi pula. Seandainya ia mengalami kegagalan maka ia akan terus berusaha lebih giat untuk memperoleh sukses di masa mendatang. Sebaliknya seorang yang mempunyai motivasi kerja rendah apabila mengalami kegagalan akan berakibat kemampuannya cenderung menurun, sehingga kegagalan yang satu akan diikuti kegagalan-kegagalan berikutnya
Seseorang yang memiliki motivasi kerja tinggi selalu melihat hubungan antara usaha dengan kinerja yang diperoleh. Dia menganggap kerja keras itu membawa kepada keberhasilan, dan usaha-usaha tanpa kerja keras akan membawa kepada kegagalan. Wursanto (dalam Kambey, 2010:134) mentakan bahwa setiap manusia melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu pada dasarnya didorong oleh suatu motivasi tertentu. Motivasi merupakan keinginan, hasrat dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia yang menyebabkan mealkukan sesuatu dan berbuat sesuatu dan mengaitkan dengan factor psikologis yaitu instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsic meliputi: sikap, kepribadian, pendidikan, pengalaman, pengetahuan dan cita-cita, sedangkan factor ekstrinsik yaitu factor dari luar yang muncul karena ada rangsangan.
Dalam konsep organisasi sebagaimana yang dinyatakan oleh Siagian (2004:18) kualitas sumber daya manusia pada dasarnya sangat menentukan kinerja suatu organisasi. Walaupun secara mendasar kualitas yang dimiliki belum tentu menjamin kinerja guru atau pegawai yang ada. Dikatakan demikian sebab sebaik apapun kualitas dan kemampuan yang dimiliki jika tidak ditunjang dengan adanya motivasi terutama yang bersumber dari dalam diri maka sangat sulit bagi guru untuk dapat meningkatkan prestasi kerja karena motivasi kerja merupakan kerangka dasar yang membangun prestasi kerja seseorang. Hal ini dapat dipahami karena dalam realita yang ada, seseorang dalam dalam melaksanakan sesuatu pasti dibangun  atas dasar adanya keinginan untuk bertindak demi mencapai atau memenuhi suatu kebutuhan.
Guru-guru di daerah ini memiliki sumber daya yang cukup potensial untuk dikembangkan atau dioptimalkan, banyak guru atau tenaga pendidik yang sudah disertifikasi dan guru-guru ini bisa dperhitungkan kualitasnya. Namun demikian tidak bisa dipungkiri beberapa pengamtan mengindikasikan ternyata masih ada guru yang bekerja kurang maksimal, kurangnya budaya kerja yang baik, masih rendahnya motivasi guru-guru dalam bekerja, masih ada guru yang belum disiplin, belum bersemangat dalam mengadakan inovasi pembelajaran, belum adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban, dimana hak selalu dituntut guru namun kewajiban belum maksimal dipenuhi, kinerja profesinoal guru belum terlihat, hasil belajar siswa belum optimal, masih banyak sekolah yang belum berprestasi, metode pembelajaran yang belum bervariasi dan penghargaan kepala sekolah kepada guru relative kurang dilakukan secara objektif.

Dari uraian ini bisa disimpulkan bahwa antara budaya kerja dan motivasi kerja memiliki hubungan yang sangat erat dengan kinerja guru itu sendiri.


Daftar pustaka
Kambey, D. C. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Manado; Yayasan Triganesha Nusantara
Djokosantoso M. 2006. Cultured! Budaya Organisasi dalam Tantangan. Jakrta: PT Gramedia
Siagian, S. P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: CV Haji Masagung.
Triguno. 2002. Budaya Kerja: Menciptakan Leingkungan yang Kondusif untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta. Golden Trayon Press.


"tulisan ini didedikasikan buat kakak saya Nelci Horonis, S.Pd, Guru SDN Inpres Pehe Siau Barat SITARO, yang berulang tahun pada 20092013" 

Senin, 09 September 2013

08.31 - No comments

MERDEKA


Merdeka…
Kami tetap berteriak merdeka… untukmu…
Untukmu Ibu Pertiwi
Meski badan kami menggigil usai rumah digusur
Kami tetap membelamu dengan berani
Meski lutut gemetar setelah sehari sesuap nasi
Bumi ini tetap kupijak hingga menutup mata
Meski laut udara dan tanahnya bukan lagi milik kami
Bagaimana pun terik aku tetap di depan memberi hormat padamu dwi warna Sang Saka Merah Putih
Meski patriotmu telah kehilangan jati diri… telah menjual diri kepada bangsa asing dengan dalil pembangunan ekonomi
Di tanah yang tergadai ini kami mengais sisa peradaban yang entah membawa anak cucu negeri ini ke mana arah
Di bawah sang saka merah putih ini kami melihat keadilan diputarbalikkan
Di bawah sang saka merah putih ini penguasa negeri mempertontonkan kebohongan dan kemunafikan
Membubuhinya dengan konflik antar kami yang rukun
Menyelipkan pertikaian antara kami yang belum paham nasionalis itu seperti apa… karena pendidikan tak mengajar kami bagaimana mencintai bangsa
Di tanah ini… di bawah merah putih, bantuan setengah hati dibagi-bagikan membujuk mereka yang tak tahu mengapa mereka terbebani utang Negara
Mengapa mereka yang mengkongkalingkong pemimpin-pemimpin dahulu dengan penjajah untuk perut pribadi dan golongan mereka

Merdeka…
Kami masih saja berteriak merdeka
Meski kebebasan masih terpasung
Meski suara kami hanya di dengar di saat pemilu
Selanjutnya diinjak-injak
Kami kini tak tahu kepada siapa kami berlindung
Kepada yang seharusnya mengayomi kini menutup mata
Mereka yang seharusnya kami teladani kini memamerkan kemaluannya
Menyombongkan kemewahan dan kekayaan bumi pertiwi
Sambil menunggu yang besar anunya memerawani

Merdeka…
Di tanah subur ini busung lapar tumbuh subur
Di tanah subur ini bawang, cabai, dan beras tak bisa tumbuh
Di tanah subur ini kami mengemis kepada mereka untuk mengelola perut bumi… sekali lagi karena sekolah tak mengajarkan kami

Merdeka…
Semoga pekikan merdeka ini lahir dari anak-anak yang waras
Di bawah sang saka merah putih kami bersimpuh…

JDH,170813

Minggu, 08 September 2013

18.01 - No comments

RINDU ITU TERTANCAP DI HATIKU


Sejak kepergianmu
Sejak jarak memisahkan kita
Sejak jauh pandang mata tak lagi menemukan dirimu disana..

Kulihat sepi ujung jalan
Mentari yang adalah penggantimu saat aku rindu masih terbungkus selimut
Sedang gerimis enggan menemani sejuk dingin angin dan embun
Kalau mau mengguyurku tak mengapa
Asalkan kau beri pelangi aku saat kepergianmu

Lantunan lagu silih berganti
Membahasakan isi hati tapi kau tak cukup dekat
Untuk ku ajak berdendang

Sepucuk kertas berisi sajak untukmu masih di saku celanaku
Kubacakan untukmu tapi masih menunggu mentari menole
Sedang nyanyian burung sudah indah sejak tadi

Bila mentari enggan menemuiku
Aku tak tahu apa jadinya rasa dalam sajak ini
Menunggu malam takut terik menikam
Sedang pada bulan sajak ini tak kumaksud
Karena semalam kami mebahaskannya dalam pena
Hingga sepakat meneriakannya di pagi hari

rindu telah menikam di hati
Rindu pada hadirmu di sampingku
Rindu pada manjamu untuk mengambil secangkir kopi
meski tanganmu bisa menggapainya
Rindu pada cubitan kecilmu saat aku nakal
Rindu pada pelukanmu saat kau mau lelap dan tenang
Rindu pada aroma rambutmu
Rindu pada genggam tanganmu saat kita berjalan dan menyebrang
Rindu pada cerita kita tentang menebak pikiran orang banyak
Rindu pada cerita kita di bawah purnama
Rindu pada kecupan di tanah yang luas
Rindu pada takutmu ketika badai dan ombak
Rindu pada kecupan sebelm tidur
Rindu pada kecupan di pagi hari
Rindu pada cerita hari esok kita

Rindu telah menancap lebih dalam lagi

Di hati

Di hatiku

Di hatiku yang tek pernah berhenti memikirkanmu

Di hatiku yang memang hanya ada kamu.. 02