05.53 -
1 comment
BAHASA MANUSIA
Kata Pengantar
Puji
syukur patut dipanjatkan kepada Tuhan yang Mahaesa, karena hanya atas
tuntunanNya semata penulisan makalah sosiolingistik ‘Ciri-ciri Bahasa Manusia’
ini bisa terselesaikan.
Manusia
diciptakan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna. Yangmembuat manusa
menjadi sempurna adalah bahasa yang dimilikinya. Bahasa digunakan oleh manusia
untuk menjadi makhluk hidup yang bermasyarakat dan makhluk sosial. Bahasa
menciptakan kemasyarakatan, karena bahasa merupakan media untuk menghubungkan
satu manusia dengan manusia lainya. Inilah yang tidak dimiliki oleh makhluk
hidup lainnya.
Selain
berfungsi untuk pembentuk manusia bermasyarakat, bahasa merupakan alat dan cara
berpikir manusia. Bahasa menjadi sangat penting di antara unsur-unsur pelengkap
hidup manusia seperti unsur kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Meskipun bahasa adalah hal penting di dalam kehidupan manusia, tidak semua
manusia memahami hakikat dari bahasa itu sendiri. Dalam pembahasan makalah ini,
penulis lebih memfokuskan pada dua hal yakni; Apa itu bahasa dan ciri
rancang bahasa manusia.
Penulis
menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, dan keritikan
dan masukan yang membangun penulis sangat harapkan, sehingga dalam
penulisan-penulisan selanjutnya aka nada perubahan ke arah yang lebih baik.
Semoga makalah ini dapat diterima dan bisa menamba wawasan kita semua sebagai
masyarakat pengguna bahasa.
Penulis,
Jolly
D. Horonis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
BAB I
Latar belakang
BAB II
Pembahasan
Apa itu Bahasa
Ciri Rancang
Bahasa Manusia
BAB III
Penutup
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Daftar Pustaka
BAB I
LATAR BELAKANG
Linguistik
Sesungguhnya, para
penyelidik hingga saat ini masih belum mencapai kesepakatan tunggal tentang
asal-usul bahasa. Diskusi tentang asal-usul bahasa sudah dimulai ratusan tahun
lalu, Malahan masyarakat linguistik Perancis pada tahun 1866 sempat melarang
mendiskusikan asal-usul bahasa. Menurut mereka mendiskusikan hal tersebut tidak
bermanfaat, tidak ada artinya karena hanya bersifat spekulasi.
Penelitian Antropologi
telah membuktikan bahwa kebanyakan kebudayaan primitif meyakini keterlibatan
Tuhan atau Dewa dalam permulaan sejarah berbahasa. Teori-teori ini dikenal
dengan istilah divine origin (teori berdasarkan kedewaan/kepercayaan) pada
pertengahan abad ke-18. Namun teori-teori tersebut tidak bertahan lama. Teori
yang agak bertahan adalah Bow-wow theory, disebut juga onomatopoetic atau
echoic theory Menurut teori ini kata-kata yang pertama kali adalah tiruan
terhadap bunyi alami seperti nyanyian ombak, burung, sungai, suara guntur, dan
sebagainya. Ada pula teori lain yang disebut Gesture theory yang menyatakan bahwa
isyarat mendahului ujaran.
Teori-teori yang lahir
dengan pendekatan modern tidak lagi menghubungkan Tuhan atau Dewa sebagai
pencipta bahasa. Teori-teori tersebut lebih memfokuskan pada anugerah Tuhan
kepada manusia sehingga dapat berbahasa. Para ahli Antropologi menyoroti
asal-usul bahasa dengan cara menghubungkannya dengan perkembangan manusia itu
sendiri.
Dari sudut pandang para
antropolog disimpulkan bahwa manusia dan bahasa berkembang bersama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia menjadi homo sapiens juga
mempengaruhi perkembangan bahasanya. Dengan kata lain, kemampuan berbahasa pada
manusia berkembang sejalan dengan proses evolusi manusia. Perkembangan otak
manusia mengubah dia dari agak manusia menjadi manusia sesungguhnya. Hingga
akalnya manusia mempunyai kemampuan berbicara. Pembicaraan tentang asal-usul
bahasa dapat dibicarakan dari dua pendekatan, pendekatan tradisional dari
modern para ahli dari beberapa disiplin ilmu masing-masing mengemukakan
pandangannya dengan berbagai argumentasi. Diskusi tentang hal ini hingga
sekarang belum menemukan kesepakatan, pendapat mana dan pendapat siapa yang
paling tepat.
Banyak definisi tentang
konsep bahasa yang dinyatakan para ahli bahasa. Pada umumnya definisi tersebut
berpendapat bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang bersifat arbitrer dan
konvensional, merupakan lambang bunyi. Hal inilah yang kemudian disebut sebagai
ciri-ciri bahasa, yaitu (1) bahasa itu adalah sebuah sistem, (2) bahasa itu
berwujud lambang, (3) bahasa itu berupa bunyi, (4) bahasa itu bersifat
arbitrer, (5) bahasa itu bermakna, (6) bahasa itu bersifat konvensional, (7)
bahasa itu bersifat unik, (8) bahasa itu bersifat universal, (9) bahasa itu
bersifat produktif, (10) bahasa itu bervariasi, (11) bahasa itu bersifat
dinamis, (12) bahasa itu bersifat manusiawi.
Bahasa dapat dipeleajari dari sekurang-kurangnya dua dimensi, yaitu dimensi
penggunaan dan struktur. Dimensi pemakaian menjadi kepedulian berbagai bidang
studi antra lain, kesusastraan, komunikasi, retorika, sosiologi, ilmu politik
dan dan psikologi. Sebaliknya dimensi struktur menjadi kepedulian para linguis.
Di bidang linguistiklah bahasa diberi definisi. Ada bermacam-macam definisi,
tergantung dari pendekatan yang ditempubseorang linguis. Para ahli bahasa
transformasi generative mendefinisikan bahasa sebagai pengetahuan. Mereka
menekuni studi tentang kemampuan manusia mengakuisi bahasa, serta pemerolehan
bahasa
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Apa itu bahasa
Bahasa adalah sistem tanda yang digunakan sebagai
lambang untuk merepresentasikan pikiran, konsep, dan pengalaman manusia. Bahasa
berkaitan dengan kemampuan kognitif dan akal budi serta cara manusia
mengonseptualisasikan dunia. Bahasa adalah dasar dari manah (Mithen, 1996: 44).
Lambang adalah alat untuk membangun pengetahuan dan sarana berekspresi yang
paling awal dan mendasar pada manusia (Cooper, 1978:7-8). Seluruh bahasa
manusia bertumpu pada perlambangan (Benveniste (1971:73); perhatikan ungkapan animal
simbolicum, “hewan yang menciptakan lambang”. (Kata animal diturunkan
dari kata anima, ‘memiliki manah’ atau ‘jiwa’.)
Jean Piaget (1955), ahli psikologi perkembangan,
mengatakan bahwa fungsi awal dari bahasa manusia bukanlah komunikasi tetapi
simbolisasi (Cast, 1989:241). Ia berpendapat bahwa fungsi inteligensi manusia
adalah membangun “realitas”, dan bahwa tahap-tahap perkembangan mental anak
mencerminkan tahapan evolusi kognitif manusia (Mithen, 1996:35). Penelitian
Piaget menunjukkan bahwa pada usia dini anak-anak telah menciptakan lambang
untuk menamai benda dan hal di sekitarnya. Pada usia tiga tahun anak-anak sudah
mampu membedakan mana yang simbolis dan mana yang nyata.
Bahasa sebagai alat representasi memungkinkan
manusia menjelaskan hal-ikhwal kehidupan secara renik, jelas, dan tepat. Bahasa
adalah perilaku sosial budaya yang muncul dari dorongan moral dan kecintaan akan
kehidupan (Rosseau and Herder, 1966:11-12), dan alat untuk menata dunia,
masyarakat dan pikiran (Yaguello,1998:75; Cassirer, 1955:158). Para linguis
memerikan hakikat bahasa sebagai sifat pembeda dari manah yang khas manusiawi
(Bateson, 1979: 92; Chomsky 1975:4; Wierzbicka, 1992: 40-44). Chomsky (1968:20)
mengatakan bahwa bahasa membentuk manah. Menurut Bateson (1972: 344) manah
adalah kumpulan bagian yang membawa perbedaan tetapi kait-mengait membentuk
jaringan makna; tanpa perbedaan, tidak ada makna. Aitchinson (1999: 91)
menunjukkan bahwa bahasa dan pikiran mencirikan manusia, karena dengan bahasa
manusia dapat mengamati dan merenung. Bahasa berbeda dengan semua sistem tanda,
karena ia dapat menafsirkan dirinya, semua sistem komunikasi lain, dan menjadikan
dirinya objek telaah ilmiah (Benveniste 1971:56). Bapak linguistik moderen,
Saussure menelaah bahasa sebagai: langage, kemampuan manusia mempelajari
dan menciptakan bahasa; langue, sistem bahasa yang abstrak, sosial,
bebas konteks; dan parole, bahasa kongkret dalam peristiwa wicara yang
terikat konteks. Uraian berikut memerikan perilaku manusia yang khas dan
kekhasan bahasa biasa. Diharapkan uraian dapat menerangkan manusia yang
memiliki kebebasan, jati diri, dan martabat. Bahasa adalah wujud tunggal yang
melandasi kemanusiaan dan keinsanian.
B.
Ciri Rancang Bahasa Manusia
Bahasa
memiliki 22 ciri rancang yang memungkinkannya berkembang menjadi system
komunikasi yang amat canggih.
Bunyi
dan saluran komunikasi
(1)
Bahasa manusia memanfaatkan saluran bunyi-dengar. Ia bertumpu pada bunyi yang
dihasilkan oleh alat wicara dan ditangkap oleh sistem pendengaran (Denes &
Pinson: 1993: 17-152). Pentingnya bunyi bahasa dan komunikasi lisan ditopang
oleh bukti bahwa bayi suka bermain dengan bunyi bahasa, dan bahwa manusia
menikmati keindahan bunyi bahasa dalam bercakap dan bernyanyi. Bahasa yang
rumit hanya dijumpai pada manusia karena pemanfaatan perangkat bunyi sebagai
tanda (Teyler, 1975: 121).
(2)
Suara sebagai gelombang bunyi disiarkan ke segala arah dan dapat ditangkap oleh
sistem pendengaran manusia dalam radius tertentu. Manusia dapat menentukan
lokasi sumber bunyi; hal ini penting untuk survival (Denes & Pinson,
1993:79, dan 29).
(3)
Bunyi bahasa bersifat sesaat, karena terdengar lalu lenyap. Untai bunyi bahkan
tertangkap secara lengkap beserta maknanya pada saat ia menghilang (Ong,
1982:32). Ciri ini memungkinkan manusia bercakap-cakap secara bergantian dengan
cepat dan berturut-turut.
(4)
Untai bunyi bahasa sebagai tanda untuk menyampaikan makna dapat dipilah ke
dalam unsur-unsur yang lebih kecil. Ujaran didengar dalam ujud analog,
gelombang bunyi yang sambungmenyambung, namun di dalam benaknya manusia
memilahkannya ke dalam satuan-satuan digital. Denes dan Pinson (1993:188-189)
mengatakan bahwa terdapat “konverter” di benak manusia yang mengubah
wujud analog menjadi digital sebagai representasi dari sinyal-sinyal akustik.
Wilden (1972: 189) mengatakan bahwa pikiran manusia pun berwujud digital yang
bersifat analitis, bernilai oposisi biner, dan analog bersifat dialektis,
bernilai ganda.
(5)
Bahasa manusia memungkinkan umpan balik sempurna. Seorang pencetus tanda dapat
memantau bunyi dan mengatur volumenya dan mengulangi bunyi bilamana diperlukan.
Struktur
(6)
Pola artikulasi ganda memungkinkan bunyi bahasa disusun dan diubah-ubah untuk
mengungkapkan berbagai makna. Hal ini terjadi karena satuan lingual terdiri
dari unsur-unsur bunyi pembeda makna (Field: 2003: 144). Contohnya, dengan lima
fonem pembeda makna /t, a, h, u, n/, dapat dibentuk kata tahun,
tuhan, hutan, hantu. Hakikat bahasa itu linear artinya bunyi atau
kata sebagai satuan muncul berturut-turut, namun gagasan itu utuh dan muncul
secara serempak. Ketika mendengar kalimat panjang, maka bagian demi bagian
tertangkap oleh telinga, tetapi makna muncul pada akhir untai setelah diproses
oleh manah. Manusia dapat memrakirakan kata yang akan muncul karena ia
mengenali pola struktur satuan lingual.
Secara
teoritis dari unsur bunyi yang terbatas dapat dirangkai untai kata yang tak
berhingga; kata-kata dapat disusun menjadi kalimat yang tak berhingga
jumlahnya; dan dengan memanfaatkan ciri rekursif, kalimat pun dapat digubah
menjadi amat panjang (Yaguello, 1998:3). Namun, bahasa-bahasa di dunia hanya
memanfaatkan jumlah pola struktur yang terbatas (prinsip kehematan). Pola
membantu manusia mengenali dan mengingat satuan lingual. Unsur-unsur kebahasaan
tidaklah disusun secara acak, karena susunan yang acak akan sukar dipahami dan
sukar diingat.
(7)
Bahasa manusia terikat oleh kaidah, bergantung pada struktur dan bertumpu pada
prinsip kerja sama yang ketat. Ada kaidah fonetis/fonologis, sintaktis, dan
semantis yang menyangkut struktur dalam suatu sistem yang bersifat hirarkis
(Wilden, 1972: 155-157). Bateson (1972:143) mengatakan bahwa bahasa adalah
system dari sistem-sistem yang terpadu. Bahasa terdiri dari hirarki bunyi,
gramatikal, dan referensial yang kait-mengait membentuk keutuhan.
(8)
Bahasa memungkinkan manusia menciptakan tuturan yang sama sekali baru dan belum
pernah didengarnya (Lightfoot: 1983: 9).
Ciri
semantis (makna)
(9)
Bunyi bahasa diujarkan dengan tujuan membangun makna. Sekali ”nama” digunakan
untuk melabeli suatu benda atau hal, maka ia terus digunakan untuk mengacu
benda atau hal itu. Suatu kata mengacu semua benda atau hal sebagai kelompok
bukan berdiri sendiri. Pemberian ”nama” mengikuti pola taksonomis atau model
pengorganisasian tertentu (Harrison, 2007: 35).
(10)
Bahasa manusia berkembang dan digunakan mengikuti kesepakatan (Aitchinson,
1976: 40). Meskipun manusia memiliki kemampuan bawaan untuk berbahasa, tetapi
ia harus mengikuti
konvensi.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa bahasa adalah kontrak sosial: sosial dalam
awal-mulanya, perkembangannya dan penggunaannya. (Kata sosial diturunkan dari
kata socius, ‘kawan’).
(11)
Bahasa diciptakan untuk menjadi khasanah pengetahuan, sarana menyebarkan
informasi dan bekerja sama. Saussure (1966:44) mengemukakan bahwa begitu untai
bunyi bahasa diberi makna maka ia ditransformasikan dari substansi menjadi konsep
formal, dan dengan demikian untaian bunyi itu memiliki ”nilai” sesuai pola
budayanya. Itulah alasan nama dianggap memiliki kekuatan magis. Pendapat ini
tampaknya “tidak disetujui” oleh Shakespeare, yang di dalam Romeo and Juliet
menulis: “Apalah arti sebuah nama; sekuntum mawar, apa pun namanya, tetap
harum semerbak.”
(12)
Manusia dapat berkomunikasi tentang benda, hal, kegiatan, buah pikiran yang
tidak terikat oleh ruang dan waktu (Hockett, 1974:354, Marks, 2002: 184;
Corballis, 1991:111). Manusia bahkan dapatbercerita tentang hal-hal yang tidak
ada, atau yang mungkin ada. Hal ini terjadi karena ia menggunakan lambang
sebagai representasi. Manusia tidak harus mengalami suatu peristiwa secara
langsung; bahasanya dapat menyediakan informasi tentang peristiwa itu.
(13)
Bahasa manusia itu dibangun oleh lambang-lambang yang arbitrer (acak), artinya
tidak ada hubungan kausal/fungsional antara kata yang digunakan dengan benda
atau hal yang diacu. Kearbitreran bahasa itu bertingkat-tingkat karena
unsur-unsur yang digunakan untuk membangun lambang adalah bentuk formal tanpa
substansi (Marks, 2002: 184). Kearbitreran memungkinkan manusia mengacu segala
sesuatu secara lugas.
Pembelajaran
(14)
Bahasa manusia diwariskan melalui sosialisasi. Proses itu diciptakan melalui
kebudayaan, dan bukan oleh naluri. Manusia juga mempelajari bahasa melalui
khasanah kebahasaan yang berwujud teks: lagu, kisah, dongeng, dll. Proses
belajar itu bertingkat-tingkat.
Menurut
Bateson (1972: 167) manusia menerapkan rote learning, menghafal; proto
learning, belajar tentang sesuatu; dan deuteron learning, belajar
untuk belajar. Deutero learning hanya terdapat pada manusia, dan oleh
sebab itu ia disebut homo educandus et educandum, “manusia terdidik dan
yang (terus-menerus) mendidik dirinya”.
(15)
Terdapat kesamaan-kesamaan dasariah di antara bahasa-bahasa manusia, dan dengan
demikian orang dapat mempelajari bahasa lain dan memindahkan pengetahuan
melalui penerjemahan. Terdapat semestaan yakni unsur, pola struktur dan makna
yang sama dalam semua bahasa manusia. Menurut catatan tahun 2001 terdapat 6.912
bahasa di dunia (Harrison, 2007:3). Manusia itu berbeda-beda, namun memiliki
“kesatuan kejiwaan”. Para ahli genetika dan
paleoantropologi
menghipotesiskan bahwa umat manusia berasal dari satu ibu mitokondria yang sama
yang muncul di Afrika (Marks, 2002:83). “Ketunggalan” (singularity)
leluhur itulah yang membawa sifat dan kemampuan tertentu yang sama pada
manusia.
Penggunaan
bahasa
(16)
Orang yang berbicara juga dapat bertindak sebagai pendengar, dan keduanya dapat
bertukar peran. Ciri rancang inimemungkinkan terjadinya tanya-jawab. Sebagai
ilustrasi, lebah pekerja yang menemukan sumber makanan, lokasi dan jarak menyampaikan
informasi dalam bentuk “tarian ritual”; informasi itu ditangkap, dan langsung
ditanggapi oleh lebah pekerja yang lain tanpa ”tanya-jawab” (Watzlavick,
1976:5-6). Hewan bereaksi terhadap sinyal, sedangkan manusia menanggapi tanda.
(17)
Bahasa manusia dapat digunakan untuk menelaah dirinya sendiri; misalnya konsep kata,
kata benda, frasa, kalimat, wacana, dll., bersifat refleksif karena
menerangkan perihal bahasa itu sendiri melalui metabahasa (Bateson, 1972:178).
Hanya bahasa verbal yang memiliki daya untuk menafsirkan dirinya dan
menciptakan kategorinya sendiri (Yaguello, 1998: 14, 126).
(18)
Bahasa manusia memungkinkan orang berbohong (Field, 2003: 50), tidak
menyampaikan seluruh informasi atau dengan sengaja menyembunyikan bagian
tertentu. Suatu pesan dapat dikemas menjadi ungkapan kebenaran, kebohongan atau
sesuatu yang tak bermakna. Bahasa manusia juga digunakan untuk menyampaikan
makna kias melalui metafora, metonimia, analogi, dan ungkapan idiomatis.
(19)
Bahasa dapat digunakan secara serta-merta tanpa direncanakan terlebih dahulu
(Field, 2003:50), karena manusia dapat memanfaatkan teks, script, yang
tersimpan dalam ingatannya.
(20)
Bahasa verbal memungkinkan terjadinya pengingkaran atau negasi (Benveniste,
19771: 73), dan kearbitreran memungkinkan pemberian penandaan kala (lampau,
kini, yang akan datang), dll. Dalam bahasa Indonesia ada negasi tidak, bukan,
jangan dalam bahasa verbal. Sementara hewan menyatakan penolakan dengan
tidak berbuat, karena komunikasinya non-verbal (gerak) (Wilden, 1972:18, 446).
Komunikasi non-verbal hanya menyangkut kini dan di sini, dan tidak ada bentuk
negasi atau berbohong (Bateson, 1972:11, 55).
(21)
Sistem bahasa manusia itu produktif, terbuka bagi bentuk baru; pembangkitan
bentuk melalui perubahan (Corballis, 1991:112- 113, 218). Kata, istilah baru
diciptakan (proses neologisme) untuk merujuk perkembangan kehidupan
manusia (Yaguello, 1998: 41).
(22) Bahasa manusia itu
dibangun dengan sengaja, bukan terjadi secara kebetulan belaka. Melalui budaya
manusia menciptakan bahasa untuk mengidentifikasi dan menglasifikasi benda,
hal, dll. Membuat klasifikasi adalah fungsi utama manah manusia (Foley,
1997:99) Semua ciri rancang itu menyangkut hakikat bahasa dan kodrat keinsanian
manusia. Untuk mengucapkan sepatah kata manusia harus melalui tujuh tahap:
·
Gagasan direncanakan secara
neurolinguistik dalam manah,
·
Pelaksanaan neuromuskular otak (perintah
melalui syaraf untuk menggerakkan otot-otot),
·
Pergerakan organik (letak dan gerakan
organ wicara),
·
Pemanfaatan aerodinamika (kecepatan aliran
udara dan volume),
·
Pengubahan wujud akustik (bunyi/suara dan
resonator),
·
Pengaktifan neuroreseptif (penangkapan
oleh syaraf telinga), dan
·
Identifikasi neurolinguistik oleh manah (Catford,
1977:25-95).
Peneliti
lain hanya memerhatikan aspek linguistik, fisiologis, akustis, dan psikologis
(Garman, 1990: 4-18). Banyak peneliti yang memostulasikan bahwa otak manusia memainkan
peranan penting dalam pemrosesan bahasa, seperti Jay (2003:29-55), namun perlu
ditekankan bahwa otak adalah suatu entitas fisiologis. Wilden (1972:xx)
mengatakan otak bukanlah alat untuk berpikir, tetapi untuk bertahan hidup. Yang
berperan dalam menciptakan pikiran dan makna adalah manah. Sebagai ilustrasi,
Paul Watzlawick (1976:149) menyatakan bahwa meskipun simpanse dekat dengan
manusia dari segi DNA, namun ia tidak dapat mengembangkan bahasa verbal karena keterbatasan
anatominya. Ia tidak dapat menghasilkan bunyi yang beragam seperti manusia.
Mulut manusia relatif kecil sehingga dapat dibuka dan ditutup dengan cepat
untuk menghasilkan bunyi; lidah manusia tebal, berotot dan mudah digerakkan
untuk membentuk ruang dalam rongga mulut untuk menghasilkan berbagai bunyi
vokal dan konsonan (Aitchinson, 1976: 52). Simpanse hanya dapat menghasilkan
beberapa bunyi vokal dan konsonan. Garman (1990:226) menyebutkan bahwa untuk
mengunyah dan menelan makanan ada 20 otot yang terlibat, tetapi untuk berbicara
lebih banyak otot terlibat. Alat ucap yang “menumpang” pada organ untuk
mengolah makanan rupanya telah “disiapkan” agar manusia dapat berbicara. Lidah
dapat bergetar amat cepat ketika menghasilkan bunyi [r], lebih daripada yang
dibutuhkan untuk tindakan makan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Studi tentang bahasa sebagai alat
komunikasi mencakup dua hal, yakni isyarat bermakna dan bunyi. Karena hewan pun
memiliki gerak-gerik bermakna dan mengeluarkan bunyi atau suara, maka perlu
dipertanyakan apakah hewan, seperti halnbya manusia juga memiliki bahasa.
Memang jelas bahwa banyak jenis hewan berkomunikasi satu sama lain, namun hanya
paada komunikasi verbal manusia terdapat karakteristik yang unik.
Bahasa manusia memiliki tujuh ciri khas.
Pertama, bahasa-bahasa manusia memiliki system yang terpisa namun saling
terkait baik pada tata bahasa, bunyi maupun isyarat. Kedua, bahasa-bahasa
manusia memungkinkan terkomunikasinya hal-hal baru. Ketiga, manusia membedakan
antara isi pesan yang dikomunikasikan dan label yang mewakili isi pesan.
Keempat, dalam komunikasi manusia, bahasa lisan dapat ditukarkan dengan makna
yang didengar. Kelima, bahasa-bahasa manusia digunakan untuk maksud-maksud
khusus khusus; terdapat “kebohongan” yang disengaja di balik apa yang
dikomunikasikan. Keenam, apa yang diutarakn dapat merujuk ke masa lampau dan
masa yang akan datang. Ketujuh, bahasa manusia dipelajari anak-anak dari orang
dewasa dan diturunkan dari generasi ke generasi.
B.
Saran
-
Dalam pembelajaran sosiolingistik
baiknya diberikan waktu yang lebih banyak mengingat cakupan sosiolinguistik ini
masih sangat kompleks
-
Penelitian mengenai asal-usul bahasa
perlu diperdalam lagi karena akan berhubungan dengan ciri-ciri bahasa manusia
-
Antropologi sebaiknya harus disisipkan
dalam pembelajaran sosiolinguistik
-
Perbanyak rangsangan kepada mahasiswa
untuk terjun mengkaji sosiolingistik mengingat sedikitnya minat mahasiswa khususnya
di FBS Unima dalam meneliti sosiolinguistik
DAFTAR
ISI
Bateson,
Gregory. 1972. Steps to an Ecology of Mind. New York: Ballatine
Beneveniste,
Emile. 1971 Problems in General Linguistics (translation). Coral Gables:
niversity of Miami Press.
Casti,
John L. 1989. Paradigms Lost. New York: Avon Books
Chandler,
Daniel. 2002. Semiotics: the basics. London: Routledge
Chomsky,
N. 1968. Language and Mind. New York: Harcourt Brace Jonanovic Corballis
Denes,
Peter B. and Elliot N. Pinson. 1993. The Speech Chain: the Physics and Biology of
Spoken Language. New York: Freeman
Field,
John. 2003. Psycholinguistics.London: Routledge Foley,
Marks,
Jonathan. 2002. What it means to be 98% Chimpanzee: Apes, People and Their Genes.
Berkeley: Univ. of California Press
Mithen,
Seven. 1996. The Prehistory of Mind: A Search for the Origins of Art, Religion and
Science. London: Phoenix
Piaget,
Jean. 1963. The Origins of Intelligence in Children. New York: Norton
Wilden,
Anthony. 1972. System and Structure: Essays in Communication and Exchange.
London: Tavistock
William
A. 1997. Anthropological Linguistics. Malden, MA: Blackwell
1 komentar:
SAYA IBU NURJANNA YANG PERNA DI BANTU SAMA EYANG GURU MASALAH EKONOMI SAYA,,COBA DI BACA ARTIKEL DI BAWA INI,SIAPATAU BISA MENGUBAH NASIB SAUDARAH SAUDARA KU YANG KESULITANG JUGA MASALAH EKONOMI,,,TANKSS TUMPANGANYA WASSALAM..
Selamat Datang di Blog Nomor Togel Tembus :
Izinkan kami membantu anda semua dengan Angka ritual Kami..Kami dengan bantuan Supranatural Bisa menghasilkan Angka Ritual Yang Sangat Mengagumkan…Bisa Menerawang Angka Yang Bakal Keluar Untuk Toto Singapore Maupun Hongkong…Kami bekerja tiada henti Untuk Bisa menembus Angka yang bakal Keluar..dengan Jaminan 100% gol / Tembus…!!!! Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar dengan sangat Membutuhkan Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya dengan Sebuah Optimis Anda bisa Menang…!!!
Apakah anda Termasuk dalam Kategori Ini:
1. Di Lilit Hutang
2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel
3. Barang berharga Anda udah Habis Buat Judi Togel
4. Anda Udah ke mana-mana tapi tidak menghasilkan Solusi yang tepat
Jangan Anda Putus Asa…Anda udah berada Di blog yang sangat Tepat..
Kami akan membantu anda semua dengan Angka Ritual Kami..
Anda Cukup Mengganti Biaya Ritual Angka Nya Saja…
Jika anda Membutuhkan Angka Gaib Hasil Ritual Dari Eyan Guru
2D,3D,4D di jamin Tembus 100% silahkan:
Adapun Besar Biayanya tergantung Paket Kami berikan :
1, PAKET 2D : Rp 300,000
2. PAKET 3D : Rp 700,000
3. PAKET 4D : Rp 1,500,000
4. PAKET 6D : Rp 2,500,000
Semua Biaya diatas tidak sebanding dengan angka ramalan yang kami berikan…
Tapi ingat setelah anda succes dengan angka ritual kami..
sisikan sedikit buat orang yang membutuhkan nya…!!!
Dan Untuk Bisa Mendapatkan semua Angka kami silahkan Anda:
FORMAT PENDAFTARAN
Kpd Yth!! Bpk/ibu
Yang Sedang Dililit Utang Kami Atas
Nama Team Nomor Togel Tembus
Bersedia Membantu Anda Dengan Angka GAIB,
Hasil RITUAL Sendiri, Cara Bergabung Jadi Member ?
KETIK: Nama Anda#Kota Anda#Kabupaten#Togel SGP/HKG#
Lalu Kirim Ke No Hp Kami : ( 0853 4646 0583 )
NB : Sebelum Anda Memutuskan Untuk Bergabung,Perlu Anda Pahami
Bahwa Angka Yang Di Berikan Bukan Angka Acakan Atau Rumusan...
Tapi Melalui Ritual Yang Telah Di Akui Banyak Orang Dan Sangat Bermanfaat...
Tidak Menjanjikan Yang Manis-Manis Apalagi Sesuatu Yang Pasti Kami Tdk Mendahului Yang Maha Kuasa (ALLAH WATAALAH).
Call Di Nomer : +6285346460583
EYANG-GURU
Jaminan 5x Putaran Gol berturut-turut
Cuma 2 Lubang Tanpa Bb
Thank’s Kawan..Semoga Aja Jp Dan Sehat Selalu..!
Posting Komentar