Sabtu, 10 Agustus 2013

05.53 - 1 comment

BAHASA MANUSIA


Kata Pengantar

Puji syukur patut dipanjatkan kepada Tuhan yang Mahaesa, karena hanya atas tuntunanNya semata penulisan makalah sosiolingistik ‘Ciri-ciri Bahasa Manusia’ ini bisa terselesaikan.
Manusia diciptakan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna. Yangmembuat manusa menjadi sempurna adalah bahasa yang dimilikinya. Bahasa digunakan oleh manusia untuk menjadi makhluk hidup yang bermasyarakat dan makhluk sosial. Bahasa menciptakan kemasyarakatan, karena bahasa merupakan media untuk menghubungkan satu manusia dengan manusia lainya. Inilah yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya.
Selain berfungsi untuk pembentuk manusia bermasyarakat, bahasa merupakan alat dan cara berpikir manusia. Bahasa menjadi sangat penting di antara unsur-unsur pelengkap hidup manusia seperti unsur kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Meskipun bahasa adalah hal penting di dalam kehidupan manusia, tidak semua manusia memahami hakikat dari bahasa itu sendiri. Dalam pembahasan makalah ini, penulis lebih memfokuskan pada dua hal yakni; Apa itu bahasa dan ciri rancang bahasa manusia.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, dan keritikan dan masukan yang membangun penulis sangat harapkan, sehingga dalam penulisan-penulisan selanjutnya aka nada perubahan ke arah yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat diterima dan bisa menamba wawasan kita semua sebagai masyarakat pengguna bahasa.


Penulis,

Jolly D. Horonis



DAFTAR ISI

Kata Pengantar          
Daftar Isi          
BAB I
Latar belakang        
BAB II
Pembahasan          
Apa itu Bahasa   
Ciri Rancang Bahasa Manusia   
BAB III
Penutup         
A.  Kesimpulan 
B.   Saran    
Daftar Pustaka   





BAB I
LATAR BELAKANG

Linguistik
Sesungguhnya, para penyelidik hingga saat ini masih belum mencapai kesepakatan tunggal tentang asal-usul bahasa. Diskusi tentang asal-usul bahasa sudah dimulai ratusan tahun lalu, Malahan masyarakat linguistik Perancis pada tahun 1866 sempat melarang mendiskusikan asal-usul bahasa. Menurut mereka mendiskusikan hal tersebut tidak bermanfaat, tidak ada artinya karena hanya bersifat spekulasi.
Penelitian Antropologi telah membuktikan bahwa kebanyakan kebudayaan primitif meyakini keterlibatan Tuhan atau Dewa dalam permulaan sejarah berbahasa. Teori-teori ini dikenal dengan istilah divine origin (teori berdasarkan kedewaan/kepercayaan) pada pertengahan abad ke-18. Namun teori-teori tersebut tidak bertahan lama. Teori yang agak bertahan adalah Bow-wow theory, disebut juga onomatopoetic atau echoic theory Menurut teori ini kata-kata yang pertama kali adalah tiruan terhadap bunyi alami seperti nyanyian ombak, burung, sungai, suara guntur, dan sebagainya. Ada pula teori lain yang disebut Gesture theory yang menyatakan bahwa isyarat mendahului ujaran.
Teori-teori yang lahir dengan pendekatan modern tidak lagi menghubungkan Tuhan atau Dewa sebagai pencipta bahasa. Teori-teori tersebut lebih memfokuskan pada anugerah Tuhan kepada manusia sehingga dapat berbahasa. Para ahli Antropologi menyoroti asal-usul bahasa dengan cara menghubungkannya dengan perkembangan manusia itu sendiri.
Dari sudut pandang para antropolog disimpulkan bahwa manusia dan bahasa berkembang bersama. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia menjadi homo sapiens juga mempengaruhi perkembangan bahasanya. Dengan kata lain, kemampuan berbahasa pada manusia berkembang sejalan dengan proses evolusi manusia. Perkembangan otak manusia mengubah dia dari agak manusia menjadi manusia sesungguhnya. Hingga akalnya manusia mempunyai kemampuan berbicara. Pembicaraan tentang asal-usul bahasa dapat dibicarakan dari dua pendekatan, pendekatan tradisional dari modern para ahli dari beberapa disiplin ilmu masing-masing mengemukakan pandangannya dengan berbagai argumentasi. Diskusi tentang hal ini hingga sekarang belum menemukan kesepakatan, pendapat mana dan pendapat siapa yang paling tepat.
Banyak definisi tentang konsep bahasa yang dinyatakan para ahli bahasa. Pada umumnya definisi tersebut berpendapat bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang bersifat arbitrer dan konvensional, merupakan lambang bunyi. Hal inilah yang kemudian disebut sebagai ciri-ciri bahasa, yaitu (1) bahasa itu adalah sebuah sistem, (2) bahasa itu berwujud lambang, (3) bahasa itu berupa bunyi, (4) bahasa itu bersifat arbitrer, (5) bahasa itu bermakna, (6) bahasa itu bersifat konvensional, (7) bahasa itu bersifat unik, (8) bahasa itu bersifat universal, (9) bahasa itu bersifat produktif, (10) bahasa itu bervariasi, (11) bahasa itu bersifat dinamis, (12) bahasa itu bersifat manusiawi.
Bahasa dapat dipeleajari dari sekurang-kurangnya dua dimensi, yaitu dimensi penggunaan dan struktur. Dimensi pemakaian menjadi kepedulian berbagai bidang studi antra lain, kesusastraan, komunikasi, retorika, sosiologi, ilmu politik dan dan psikologi. Sebaliknya dimensi struktur menjadi kepedulian para linguis. Di bidang linguistiklah bahasa diberi definisi. Ada bermacam-macam definisi, tergantung dari pendekatan yang ditempubseorang linguis. Para ahli bahasa transformasi generative mendefinisikan bahasa sebagai pengetahuan. Mereka menekuni studi tentang kemampuan manusia mengakuisi bahasa, serta pemerolehan bahasa




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Apa itu bahasa
Bahasa adalah sistem tanda yang digunakan sebagai lambang untuk merepresentasikan pikiran, konsep, dan pengalaman manusia. Bahasa berkaitan dengan kemampuan kognitif dan akal budi serta cara manusia mengonseptualisasikan dunia. Bahasa adalah dasar dari manah (Mithen, 1996: 44). Lambang adalah alat untuk membangun pengetahuan dan sarana berekspresi yang paling awal dan mendasar pada manusia (Cooper, 1978:7-8). Seluruh bahasa manusia bertumpu pada perlambangan (Benveniste (1971:73); perhatikan ungkapan animal simbolicum, “hewan yang menciptakan lambang”. (Kata animal diturunkan dari kata anima, ‘memiliki manah’ atau ‘jiwa’.)
Jean Piaget (1955), ahli psikologi perkembangan, mengatakan bahwa fungsi awal dari bahasa manusia bukanlah komunikasi tetapi simbolisasi (Cast, 1989:241). Ia berpendapat bahwa fungsi inteligensi manusia adalah membangun “realitas”, dan bahwa tahap-tahap perkembangan mental anak mencerminkan tahapan evolusi kognitif manusia (Mithen, 1996:35). Penelitian Piaget menunjukkan bahwa pada usia dini anak-anak telah menciptakan lambang untuk menamai benda dan hal di sekitarnya. Pada usia tiga tahun anak-anak sudah mampu membedakan mana yang simbolis dan mana yang nyata.
Bahasa sebagai alat representasi memungkinkan manusia menjelaskan hal-ikhwal kehidupan secara renik, jelas, dan tepat. Bahasa adalah perilaku sosial budaya yang muncul dari dorongan moral dan kecintaan akan kehidupan (Rosseau and Herder, 1966:11-12), dan alat untuk menata dunia, masyarakat dan pikiran (Yaguello,1998:75; Cassirer, 1955:158). Para linguis memerikan hakikat bahasa sebagai sifat pembeda dari manah yang khas manusiawi (Bateson, 1979: 92; Chomsky 1975:4; Wierzbicka, 1992: 40-44). Chomsky (1968:20) mengatakan bahwa bahasa membentuk manah. Menurut Bateson (1972: 344) manah adalah kumpulan bagian yang membawa perbedaan tetapi kait-mengait membentuk jaringan makna; tanpa perbedaan, tidak ada makna. Aitchinson (1999: 91) menunjukkan bahwa bahasa dan pikiran mencirikan manusia, karena dengan bahasa manusia dapat mengamati dan merenung. Bahasa berbeda dengan semua sistem tanda, karena ia dapat menafsirkan dirinya, semua sistem komunikasi lain, dan menjadikan dirinya objek telaah ilmiah (Benveniste 1971:56). Bapak linguistik moderen, Saussure menelaah bahasa sebagai: langage, kemampuan manusia mempelajari dan menciptakan bahasa; langue, sistem bahasa yang abstrak, sosial, bebas konteks; dan parole, bahasa kongkret dalam peristiwa wicara yang terikat konteks. Uraian berikut memerikan perilaku manusia yang khas dan kekhasan bahasa biasa. Diharapkan uraian dapat menerangkan manusia yang memiliki kebebasan, jati diri, dan martabat. Bahasa adalah wujud tunggal yang melandasi kemanusiaan dan keinsanian.

B.     Ciri Rancang Bahasa Manusia
Bahasa memiliki 22 ciri rancang yang memungkinkannya berkembang menjadi system komunikasi yang amat canggih.
Bunyi dan saluran komunikasi
(1) Bahasa manusia memanfaatkan saluran bunyi-dengar. Ia bertumpu pada bunyi yang dihasilkan oleh alat wicara dan ditangkap oleh sistem pendengaran (Denes & Pinson: 1993: 17-152). Pentingnya bunyi bahasa dan komunikasi lisan ditopang oleh bukti bahwa bayi suka bermain dengan bunyi bahasa, dan bahwa manusia menikmati keindahan bunyi bahasa dalam bercakap dan bernyanyi. Bahasa yang rumit hanya dijumpai pada manusia karena pemanfaatan perangkat bunyi sebagai tanda (Teyler, 1975: 121).
(2) Suara sebagai gelombang bunyi disiarkan ke segala arah dan dapat ditangkap oleh sistem pendengaran manusia dalam radius tertentu. Manusia dapat menentukan lokasi sumber bunyi; hal ini penting untuk survival (Denes & Pinson, 1993:79, dan 29).
(3) Bunyi bahasa bersifat sesaat, karena terdengar lalu lenyap. Untai bunyi bahkan tertangkap secara lengkap beserta maknanya pada saat ia menghilang (Ong, 1982:32). Ciri ini memungkinkan manusia bercakap-cakap secara bergantian dengan cepat dan berturut-turut.
(4) Untai bunyi bahasa sebagai tanda untuk menyampaikan makna dapat dipilah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil. Ujaran didengar dalam ujud analog, gelombang bunyi yang sambungmenyambung, namun di dalam benaknya manusia memilahkannya ke dalam satuan-satuan digital. Denes dan Pinson (1993:188-189) mengatakan bahwa terdapat “konverter” di benak manusia yang mengubah wujud analog menjadi digital sebagai representasi dari sinyal-sinyal akustik. Wilden (1972: 189) mengatakan bahwa pikiran manusia pun berwujud digital yang bersifat analitis, bernilai oposisi biner, dan analog bersifat dialektis, bernilai ganda.
(5) Bahasa manusia memungkinkan umpan balik sempurna. Seorang pencetus tanda dapat memantau bunyi dan mengatur volumenya dan mengulangi bunyi bilamana diperlukan.
Struktur
(6) Pola artikulasi ganda memungkinkan bunyi bahasa disusun dan diubah-ubah untuk mengungkapkan berbagai makna. Hal ini terjadi karena satuan lingual terdiri dari unsur-unsur bunyi pembeda makna (Field: 2003: 144). Contohnya, dengan lima fonem pembeda makna /t, a, h, u, n/, dapat dibentuk kata tahun, tuhan, hutan, hantu. Hakikat bahasa itu linear artinya bunyi atau kata sebagai satuan muncul berturut-turut, namun gagasan itu utuh dan muncul secara serempak. Ketika mendengar kalimat panjang, maka bagian demi bagian tertangkap oleh telinga, tetapi makna muncul pada akhir untai setelah diproses oleh manah. Manusia dapat memrakirakan kata yang akan muncul karena ia mengenali pola struktur satuan lingual.
Secara teoritis dari unsur bunyi yang terbatas dapat dirangkai untai kata yang tak berhingga; kata-kata dapat disusun menjadi kalimat yang tak berhingga jumlahnya; dan dengan memanfaatkan ciri rekursif, kalimat pun dapat digubah menjadi amat panjang (Yaguello, 1998:3). Namun, bahasa-bahasa di dunia hanya memanfaatkan jumlah pola struktur yang terbatas (prinsip kehematan). Pola membantu manusia mengenali dan mengingat satuan lingual. Unsur-unsur kebahasaan tidaklah disusun secara acak, karena susunan yang acak akan sukar dipahami dan sukar diingat.
(7) Bahasa manusia terikat oleh kaidah, bergantung pada struktur dan bertumpu pada prinsip kerja sama yang ketat. Ada kaidah fonetis/fonologis, sintaktis, dan semantis yang menyangkut struktur dalam suatu sistem yang bersifat hirarkis (Wilden, 1972: 155-157). Bateson (1972:143) mengatakan bahwa bahasa adalah system dari sistem-sistem yang terpadu. Bahasa terdiri dari hirarki bunyi, gramatikal, dan referensial yang kait-mengait membentuk keutuhan.
(8) Bahasa memungkinkan manusia menciptakan tuturan yang sama sekali baru dan belum pernah didengarnya (Lightfoot: 1983: 9).
Ciri semantis (makna)
(9) Bunyi bahasa diujarkan dengan tujuan membangun makna. Sekali ”nama” digunakan untuk melabeli suatu benda atau hal, maka ia terus digunakan untuk mengacu benda atau hal itu. Suatu kata mengacu semua benda atau hal sebagai kelompok bukan berdiri sendiri. Pemberian ”nama” mengikuti pola taksonomis atau model pengorganisasian tertentu (Harrison, 2007: 35).
(10) Bahasa manusia berkembang dan digunakan mengikuti kesepakatan (Aitchinson, 1976: 40). Meskipun manusia memiliki kemampuan bawaan untuk berbahasa, tetapi ia harus mengikuti
konvensi. Kenyataan ini menunjukkan bahwa bahasa adalah kontrak sosial: sosial dalam awal-mulanya, perkembangannya dan penggunaannya. (Kata sosial diturunkan dari kata socius, ‘kawan’).
(11) Bahasa diciptakan untuk menjadi khasanah pengetahuan, sarana menyebarkan informasi dan bekerja sama. Saussure (1966:44) mengemukakan bahwa begitu untai bunyi bahasa diberi makna maka ia ditransformasikan dari substansi menjadi konsep formal, dan dengan demikian untaian bunyi itu memiliki ”nilai” sesuai pola budayanya. Itulah alasan nama dianggap memiliki kekuatan magis. Pendapat ini tampaknya “tidak disetujui” oleh Shakespeare, yang di dalam Romeo and Juliet menulis: “Apalah arti sebuah nama; sekuntum mawar, apa pun namanya, tetap harum semerbak.”
(12) Manusia dapat berkomunikasi tentang benda, hal, kegiatan, buah pikiran yang tidak terikat oleh ruang dan waktu (Hockett, 1974:354, Marks, 2002: 184; Corballis, 1991:111). Manusia bahkan dapatbercerita tentang hal-hal yang tidak ada, atau yang mungkin ada. Hal ini terjadi karena ia menggunakan lambang sebagai representasi. Manusia tidak harus mengalami suatu peristiwa secara langsung; bahasanya dapat menyediakan informasi tentang peristiwa itu.
(13) Bahasa manusia itu dibangun oleh lambang-lambang yang arbitrer (acak), artinya tidak ada hubungan kausal/fungsional antara kata yang digunakan dengan benda atau hal yang diacu. Kearbitreran bahasa itu bertingkat-tingkat karena unsur-unsur yang digunakan untuk membangun lambang adalah bentuk formal tanpa substansi (Marks, 2002: 184). Kearbitreran memungkinkan manusia mengacu segala sesuatu secara lugas.
Pembelajaran
(14) Bahasa manusia diwariskan melalui sosialisasi. Proses itu diciptakan melalui kebudayaan, dan bukan oleh naluri. Manusia juga mempelajari bahasa melalui khasanah kebahasaan yang berwujud teks: lagu, kisah, dongeng, dll. Proses belajar itu bertingkat-tingkat.
Menurut Bateson (1972: 167) manusia menerapkan rote learning, menghafal; proto learning, belajar tentang sesuatu; dan deuteron learning, belajar untuk belajar. Deutero learning hanya terdapat pada manusia, dan oleh sebab itu ia disebut homo educandus et educandum, “manusia terdidik dan yang (terus-menerus) mendidik dirinya”.
(15) Terdapat kesamaan-kesamaan dasariah di antara bahasa-bahasa manusia, dan dengan demikian orang dapat mempelajari bahasa lain dan memindahkan pengetahuan melalui penerjemahan. Terdapat semestaan yakni unsur, pola struktur dan makna yang sama dalam semua bahasa manusia. Menurut catatan tahun 2001 terdapat 6.912 bahasa di dunia (Harrison, 2007:3). Manusia itu berbeda-beda, namun memiliki “kesatuan kejiwaan”. Para ahli genetika dan
paleoantropologi menghipotesiskan bahwa umat manusia berasal dari satu ibu mitokondria yang sama yang muncul di Afrika (Marks, 2002:83). “Ketunggalan” (singularity) leluhur itulah yang membawa sifat dan kemampuan tertentu yang sama pada manusia.
Penggunaan bahasa
(16) Orang yang berbicara juga dapat bertindak sebagai pendengar, dan keduanya dapat bertukar peran. Ciri rancang inimemungkinkan terjadinya tanya-jawab. Sebagai ilustrasi, lebah pekerja yang menemukan sumber makanan, lokasi dan jarak menyampaikan informasi dalam bentuk “tarian ritual”; informasi itu ditangkap, dan langsung ditanggapi oleh lebah pekerja yang lain tanpa ”tanya-jawab” (Watzlavick, 1976:5-6). Hewan bereaksi terhadap sinyal, sedangkan manusia menanggapi tanda.
(17) Bahasa manusia dapat digunakan untuk menelaah dirinya sendiri; misalnya konsep kata, kata benda, frasa, kalimat, wacana, dll., bersifat refleksif karena menerangkan perihal bahasa itu sendiri melalui metabahasa (Bateson, 1972:178). Hanya bahasa verbal yang memiliki daya untuk menafsirkan dirinya dan menciptakan kategorinya sendiri (Yaguello, 1998: 14, 126).
(18) Bahasa manusia memungkinkan orang berbohong (Field, 2003: 50), tidak menyampaikan seluruh informasi atau dengan sengaja menyembunyikan bagian tertentu. Suatu pesan dapat dikemas menjadi ungkapan kebenaran, kebohongan atau sesuatu yang tak bermakna. Bahasa manusia juga digunakan untuk menyampaikan makna kias melalui metafora, metonimia, analogi, dan ungkapan idiomatis.
(19) Bahasa dapat digunakan secara serta-merta tanpa direncanakan terlebih dahulu (Field, 2003:50), karena manusia dapat memanfaatkan teks, script, yang tersimpan dalam ingatannya.
(20) Bahasa verbal memungkinkan terjadinya pengingkaran atau negasi (Benveniste, 19771: 73), dan kearbitreran memungkinkan pemberian penandaan kala (lampau, kini, yang akan datang), dll. Dalam bahasa Indonesia ada negasi tidak, bukan, jangan dalam bahasa verbal. Sementara hewan menyatakan penolakan dengan tidak berbuat, karena komunikasinya non-verbal (gerak) (Wilden, 1972:18, 446). Komunikasi non-verbal hanya menyangkut kini dan di sini, dan tidak ada bentuk negasi atau berbohong (Bateson, 1972:11, 55).
(21) Sistem bahasa manusia itu produktif, terbuka bagi bentuk baru; pembangkitan bentuk melalui perubahan (Corballis, 1991:112- 113, 218). Kata, istilah baru diciptakan (proses neologisme) untuk merujuk perkembangan kehidupan manusia (Yaguello, 1998: 41).
(22) Bahasa manusia itu dibangun dengan sengaja, bukan terjadi secara kebetulan belaka. Melalui budaya manusia menciptakan bahasa untuk mengidentifikasi dan menglasifikasi benda, hal, dll. Membuat klasifikasi adalah fungsi utama manah manusia (Foley, 1997:99) Semua ciri rancang itu menyangkut hakikat bahasa dan kodrat keinsanian manusia. Untuk mengucapkan sepatah kata manusia harus melalui tujuh tahap:
·         Gagasan direncanakan secara neurolinguistik dalam manah,
·         Pelaksanaan neuromuskular otak (perintah melalui syaraf untuk menggerakkan otot-otot),
·         Pergerakan organik (letak dan gerakan organ wicara),
·         Pemanfaatan aerodinamika (kecepatan aliran udara dan volume),
·         Pengubahan wujud akustik (bunyi/suara dan resonator),
·         Pengaktifan neuroreseptif (penangkapan oleh syaraf telinga), dan
·         Identifikasi neurolinguistik oleh manah (Catford, 1977:25-95).
Peneliti lain hanya memerhatikan aspek linguistik, fisiologis, akustis, dan psikologis (Garman, 1990: 4-18). Banyak peneliti yang memostulasikan bahwa otak manusia memainkan peranan penting dalam pemrosesan bahasa, seperti Jay (2003:29-55), namun perlu ditekankan bahwa otak adalah suatu entitas fisiologis. Wilden (1972:xx) mengatakan otak bukanlah alat untuk berpikir, tetapi untuk bertahan hidup. Yang berperan dalam menciptakan pikiran dan makna adalah manah. Sebagai ilustrasi, Paul Watzlawick (1976:149) menyatakan bahwa meskipun simpanse dekat dengan manusia dari segi DNA, namun ia tidak dapat mengembangkan bahasa verbal karena keterbatasan anatominya. Ia tidak dapat menghasilkan bunyi yang beragam seperti manusia. Mulut manusia relatif kecil sehingga dapat dibuka dan ditutup dengan cepat untuk menghasilkan bunyi; lidah manusia tebal, berotot dan mudah digerakkan untuk membentuk ruang dalam rongga mulut untuk menghasilkan berbagai bunyi vokal dan konsonan (Aitchinson, 1976: 52). Simpanse hanya dapat menghasilkan beberapa bunyi vokal dan konsonan. Garman (1990:226) menyebutkan bahwa untuk mengunyah dan menelan makanan ada 20 otot yang terlibat, tetapi untuk berbicara lebih banyak otot terlibat. Alat ucap yang “menumpang” pada organ untuk mengolah makanan rupanya telah “disiapkan” agar manusia dapat berbicara. Lidah dapat bergetar amat cepat ketika menghasilkan bunyi [r], lebih daripada yang dibutuhkan untuk tindakan makan.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Studi tentang bahasa sebagai alat komunikasi mencakup dua hal, yakni isyarat bermakna dan bunyi. Karena hewan pun memiliki gerak-gerik bermakna dan mengeluarkan bunyi atau suara, maka perlu dipertanyakan apakah hewan, seperti halnbya manusia juga memiliki bahasa. Memang jelas bahwa banyak jenis hewan berkomunikasi satu sama lain, namun hanya paada komunikasi verbal manusia terdapat karakteristik yang unik.
Bahasa manusia memiliki tujuh ciri khas. Pertama, bahasa-bahasa manusia memiliki system yang terpisa namun saling terkait baik pada tata bahasa, bunyi maupun isyarat. Kedua, bahasa-bahasa manusia memungkinkan terkomunikasinya hal-hal baru. Ketiga, manusia membedakan antara isi pesan yang dikomunikasikan dan label yang mewakili isi pesan. Keempat, dalam komunikasi manusia, bahasa lisan dapat ditukarkan dengan makna yang didengar. Kelima, bahasa-bahasa manusia digunakan untuk maksud-maksud khusus khusus; terdapat “kebohongan” yang disengaja di balik apa yang dikomunikasikan. Keenam, apa yang diutarakn dapat merujuk ke masa lampau dan masa yang akan datang. Ketujuh, bahasa manusia dipelajari anak-anak dari orang dewasa dan diturunkan dari generasi ke generasi.

B.     Saran
-          Dalam pembelajaran sosiolingistik baiknya diberikan waktu yang lebih banyak mengingat cakupan sosiolinguistik ini masih sangat kompleks
-          Penelitian mengenai asal-usul bahasa perlu diperdalam lagi karena akan berhubungan dengan ciri-ciri bahasa manusia
-          Antropologi sebaiknya harus disisipkan dalam pembelajaran sosiolinguistik
-          Perbanyak rangsangan kepada mahasiswa untuk terjun mengkaji sosiolingistik mengingat sedikitnya minat mahasiswa khususnya di FBS Unima dalam meneliti sosiolinguistik



DAFTAR ISI

Bateson, Gregory. 1972. Steps to an Ecology of Mind. New York: Ballatine
Beneveniste, Emile. 1971 Problems in General Linguistics (translation). Coral Gables: niversity of Miami Press.
Casti, John L. 1989. Paradigms Lost. New York: Avon Books
Chandler, Daniel. 2002. Semiotics: the basics. London: Routledge
Chomsky, N. 1968. Language and Mind. New York: Harcourt Brace Jonanovic Corballis
Denes, Peter B. and Elliot N. Pinson. 1993. The Speech Chain: the Physics and Biology of Spoken Language. New York: Freeman
Field, John. 2003. Psycholinguistics.London: Routledge Foley,
Marks, Jonathan. 2002. What it means to be 98% Chimpanzee: Apes, People and Their Genes. Berkeley: Univ. of California Press
Mithen, Seven. 1996. The Prehistory of Mind: A Search for the Origins of Art, Religion and Science. London: Phoenix
Piaget, Jean. 1963. The Origins of Intelligence in Children. New York: Norton
Wilden, Anthony. 1972. System and Structure: Essays in Communication and Exchange. London: Tavistock
William A. 1997. Anthropological Linguistics. Malden, MA: Blackwell

1 komentar:

SAYA IBU NURJANNA YANG PERNA DI BANTU SAMA EYANG GURU MASALAH EKONOMI SAYA,,COBA DI BACA ARTIKEL DI BAWA INI,SIAPATAU BISA MENGUBAH NASIB SAUDARAH SAUDARA KU YANG KESULITANG JUGA MASALAH EKONOMI,,,TANKSS TUMPANGANYA WASSALAM..

Selamat Datang di Blog Nomor Togel Tembus :
Izinkan kami membantu anda semua dengan Angka ritual Kami..Kami dengan bantuan Supranatural Bisa menghasilkan Angka Ritual Yang Sangat Mengagumkan…Bisa Menerawang Angka Yang Bakal Keluar Untuk Toto Singapore Maupun Hongkong…Kami bekerja tiada henti Untuk Bisa menembus Angka yang bakal Keluar..dengan Jaminan 100% gol / Tembus…!!!! Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar dengan sangat Membutuhkan Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya dengan Sebuah Optimis Anda bisa Menang…!!!

Apakah anda Termasuk dalam Kategori Ini:
1. Di Lilit Hutang
2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel
3. Barang berharga Anda udah Habis Buat Judi Togel
4. Anda Udah ke mana-mana tapi tidak menghasilkan Solusi yang tepat
Jangan Anda Putus Asa…Anda udah berada Di blog yang sangat Tepat..
Kami akan membantu anda semua dengan Angka Ritual Kami..
Anda Cukup Mengganti Biaya Ritual Angka Nya Saja…
Jika anda Membutuhkan Angka Gaib Hasil Ritual Dari Eyan Guru
2D,3D,4D di jamin Tembus 100% silahkan:

Adapun Besar Biayanya tergantung Paket Kami berikan :
1, PAKET 2D : Rp 300,000
2. PAKET 3D : Rp 700,000
3. PAKET 4D : Rp 1,500,000
4. PAKET 6D : Rp 2,500,000

Semua Biaya diatas tidak sebanding dengan angka ramalan yang kami berikan…
Tapi ingat setelah anda succes dengan angka ritual kami..
sisikan sedikit buat orang yang membutuhkan nya…!!!
Dan Untuk Bisa Mendapatkan semua Angka kami silahkan Anda:

FORMAT PENDAFTARAN
Kpd Yth!! Bpk/ibu
Yang Sedang Dililit Utang Kami Atas
Nama Team Nomor Togel Tembus
Bersedia Membantu Anda Dengan Angka GAIB,
Hasil RITUAL Sendiri, Cara Bergabung Jadi Member ?
KETIK: Nama Anda#Kota Anda#Kabupaten#Togel SGP/HKG#
Lalu Kirim Ke No Hp Kami : ( 0853 4646 0583 )

NB : Sebelum Anda Memutuskan Untuk Bergabung,Perlu Anda Pahami
Bahwa Angka Yang Di Berikan Bukan Angka Acakan Atau Rumusan...
Tapi Melalui Ritual Yang Telah Di Akui Banyak Orang Dan Sangat Bermanfaat...
Tidak Menjanjikan Yang Manis-Manis Apalagi Sesuatu Yang Pasti Kami Tdk Mendahului Yang Maha Kuasa (ALLAH WATAALAH).

Call Di Nomer : +6285346460583
EYANG-GURU
Jaminan 5x Putaran Gol berturut-turut
Cuma 2 Lubang Tanpa Bb
Thank’s Kawan..Semoga Aja Jp Dan Sehat Selalu..!













Posting Komentar