18.01 -
No comments
RINDU ITU TERTANCAP DI HATIKU
Sejak kepergianmu
Sejak jarak memisahkan kita
Sejak jauh pandang mata tak lagi menemukan dirimu disana..
Kulihat sepi ujung jalan
Mentari yang adalah penggantimu saat aku rindu masih
terbungkus selimut
Sedang gerimis enggan menemani sejuk dingin angin dan embun
Kalau mau mengguyurku tak mengapa
Asalkan kau beri pelangi aku saat kepergianmu
Lantunan lagu silih berganti
Membahasakan isi hati tapi kau tak cukup dekat
Untuk ku ajak berdendang
Sepucuk kertas berisi sajak untukmu masih di saku celanaku
Kubacakan untukmu tapi masih menunggu mentari menole
Sedang nyanyian burung sudah indah sejak tadi
Bila mentari enggan menemuiku
Aku tak tahu apa jadinya rasa dalam sajak ini
Menunggu malam takut terik menikam
Sedang pada bulan sajak ini tak kumaksud
Karena semalam kami mebahaskannya dalam pena
Hingga sepakat meneriakannya di pagi hari
rindu telah menikam di hati
rindu telah menikam di hati
Rindu pada hadirmu di sampingku
Rindu pada manjamu untuk mengambil secangkir kopi
meski tanganmu bisa menggapainya
meski tanganmu bisa menggapainya
Rindu pada cubitan kecilmu saat aku nakal
Rindu pada pelukanmu saat kau mau lelap dan tenang
Rindu pada aroma rambutmu
Rindu pada genggam tanganmu saat kita berjalan dan
menyebrang
Rindu pada cerita kita tentang menebak pikiran orang banyak
Rindu pada cerita kita di bawah purnama
Rindu pada kecupan di tanah yang luas
Rindu pada takutmu ketika badai dan ombak
Rindu pada kecupan sebelm tidur
Rindu pada kecupan di pagi hari
Rindu pada cerita hari esok kita
Rindu telah menancap lebih dalam lagi
Di hati
Di hatiku
Di hatiku yang tek pernah berhenti memikirkanmu
0 komentar:
Posting Komentar