Selasa, 06 Desember 2011

21.44 - 1 comment

HARAPAN BARU BAGI BANGSA INDONESIA

Cukup lama sudah bangsa ini sepi dari teladan. Mencari pemimpin yang rela berkorban dan ikhlas memperjuangkan kepentingan rakyat, betul-betul seperti mencari jarum di antara jerami. Hingga kini, ruang publik lebih banyak diisi dengan pertarungan memperebutkan kepentingan pragmatis oleh elite yang haus kekuasaan dan materi. Karena itu, kerakusan demi kerakusan pun dipertontonkan secara amat telanjang.

Apa yang salah dengan negeri yang oleh para founding fathers disebut negeri religious ini? Bukankah berbagai agama yang dianut oleh penduduk di Republik ini telah banyak memberikan pelajaran berharga untuk diikuti?

Lembaga pendidikn yang menjadi pilar utama dalam membentuk masyarakat madani Indonesia pun kelihatan kehilangan tajinya. Setiap tahun ribuan serjana ditelorkan dari berbagai perguruan tinggi di negeri ini, tapi ribuan kaum intelek itu pun tidak pernah membangkitkan bangsa ini dari keterpurukan ekonomi, harga diri bangsa di mata dunia, bahkan yang paling para adalah degradasi moral dan ketidak percayaan rakyat banyak terhadap pemimpin bangsa ini. Padahal, sejatinya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan potensi dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdasakan kehidupan bangsa. Sehingga peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berilmu, berahlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menjadi warga Negara yang demokratis.

Sayang seribu sayang, fungsi dan tujuan luhur pendidikan tersebut sekarang dikacaukan oleh prioritas melayani persaingan global ketimbang memeliharanya. Bahkan, praktik lembaga pendidikan formal yang seyogianya menjadi wahana transformasi dan konservasi nilai-nilai budaya pun kini telah tersandera oleh kepentingan industry kaum pemodal. Ditambah lagi proses perubahan kurikulum yang erjadi di bangsa ini seolah-olah hanya menjadi bagian permainan politik penguasa dan siapa pemimpin bangsa ini, lain pemimpin lain juga kurikulum pendidikannya.

Globalisasi memang telah menjadi ideologi dunia yang tidak bisa dihindari. Hampir tidak ada negara yang berani mengambil pilihan untuk menutup diri. Suka atau tidak suka, semua negara pada akhirnya membuka diri terhadap arus besar globalisasi. Kita memang seakan tidak punya ruang gerak lebih dalam hal ini, tapi pemurnian kembali arah pendidikan nasional menjadi hal yang mutlak dilakukan dan tidak bias ditawar lagi untuk setidaknya menangkal arus gerak globalisasi ini.

Sekarang, hebohnya pendidikan karakter menumbuhkan kembali sedikit sinar harapan baru lagi bagi masyarakat Indonesia untuk kemajuan bangsai ini. pendidikan karakter juga berarti melakukan usaha sungguh-sungguh, sistematik dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta keyakinan semua orang Indonesia bahwa tidak akan ada masa depan yang lebih baik tanpa membangun dan menguatkan karakter rakyat Indonesia. Dengan kata lain, tidak ada masa depan yang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa kejujuran, tanpa meningkatkan disiplin diri, tanpa kegigihan, tanpa semangat belajar yang tinggi, tanpa mengembangkan rasa tanggung jawab, tanpa memupuk persatuan di tengah-tengah kebinekaan, tanpa semangat berkontribusi bagi kemajuan bersama, serta tanpa rasa percaya diri dan optimisme. Inilah tantangan kita bangsa Indonesia, sanggupkah kita??

1 komentar:

Tanah air ku indonesia,,,, sayang,,, indonesia hanya memiliki air,,,,, tanahnya milik china,,hahaha,,, salam kenal,,,,,

Posting Komentar