17.50 -
No comments


KINERJA GURU ANTARA BUDAYA KERJA DAN MOTIVASI KERJA
Perubahan adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri
bahwa apa yang disebut dengan era globalisasi sudah tidak terbendung lagi, dan
dewasa ini Bangsa Indonesia seudah mulai merasakan dampak dari adanya perubahan
dari berbagai macam dimensi. Begitu pesatnya perkembangan serta kemajuan
teknologi sehingga mendorong pendidikan harus lebih berkualitas dari
sebelumnya. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuna untuk perkembangan potensi peserta didik agar menjadi beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab sesuai dengan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas.
Proses belajar mengajar di sekolah banyak melibatkan berbagai
macam unsur seperti siswa, materi, metode, media dan penilaian untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai. Sebaik apapun dan lengakpnya unsur-unsur tersebut,
namun keberhasilan dalam proses belajar mengajar peran guru masih merupakan
factor penentu utama. Profesi guru merupakan factor yang sangat penting dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan karena guru adalah unsur pelaksana
pendidikan yang secara langsung berhubungan dengan anak didik pada proses
belajar mengajar.
Guru sebagai salah satu unsur yang menentukan dalam proses
pendidikan atau belajar mengajar, bahkan tidak dapat digantkan dengan peralatan
lainya. Oleh karena perannya yang cukup bervariasi, terutama dalam proses
pembelajaran, baik sebagai demonstrator, motivator, pengelola kelas, sebagi
mediator dan fasilitator, maupun sebagai evaluator. Selain itu ada peran lain
yaitu peran dalam pembuatan administrasi. Secara keseluruhan peran guru perlu
ada peningkatan mutu untuk keberhasilan pendidikan yang telah direncanakan.
Kedudukan guru sebagai penentu keberhasilan pelaksanaan belajar
mengajar dituntut untuk menghasilkan kinerja yang tinggi dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawab secara maksimal untuk menghadapi dan mengantisipasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.
Kesadaran guru untuk disiplin dalam tugas cukup memprihatinkan,
seperti guru yang datang terlambat dan pulang lebih awal, mencari sumber-sumber
tambahan di luar penghasilannya yang secara tidak langsung menyita waktu, guru
yang hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja kepada siswa tanpa membelajarkan
siswa untuk mampu mengelola ilmu pengetahuan tersebut, dan rendahnya minat baca
guru. Guru dituntut untuk selalu memperbaharui kualitas keilmuannya bahkan
memprediksi kemajuan ilmu pengetahuan yang akan datang agar peserta didiknya
tidak ketinggalan zaman.
Pelaksanaan tugas untuk mencapai prestasi sekolah maupun siswa
yang tinggi harus dilakukan terutama dimaksudkan untuk meningkatkan disiplin
kerja guru secara keseluruhan dalam proses pembelajaran di sekolah. Apresiasi
guru harus diberikan melalui pemberian kepuasan agar kedisiplinan bisa
ditumbuhkan dan ditingkatkan.
Pada prinsipnya kinerja guru dalam menjalankan tugas-tugasnya
dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal sangat dipengaruhi oleh banyak faktor,
baik faktor yang berasal dari diri guru itu sendiri (internal) maupun faktor
dari luar diri guru (eksternal). Kedua faktor ini sangat mempengaruhi kinerja
guru. Guru akan memiliki kinerja yang baik untuk melakukan tugas-tugasnya
tergantung dari motivasi kerja. Artinya guru yang mempunyai orientasi perilaku
positif adalah warga sekolah yang merasa puas, sedangkan guru yang mempunyai
perilaku negatif adalah warga sekolah tidak merasa puas.
Perubahan budaya kerja sangat pula menentukan kinerja guru.
Menurut Triguno (2002:3) “budaya kerja adalah perilaku kerja individu yang
meliputi nilai-nilai berupa: kerja keras, ulet, disiplin, produktif dan
tanggung jawab, kreatif, dinamis, konsekuen, konsekuen dan responsive”.
Perubahan budaya kerja sangat menentukan peningkatan suatu kinerja guru untuk
mengubah suatu lingkungan belajar supaya menjadi lebih hidup, dinamis, nyata,
dan pembelajaran tak akan menjadi sesuatu yang mebosankan tetapi dapat berkarya
secara professional.
Perubahan budaya sebagai komponen penting untuk menyediakan
suatu kondisi agar kinerja guru tumbuh dengan baik. Guru memegang peranan
penting menjadi motor atau penggerak untuk menampakkan kinerja yang tinggi
sehingga dapat melahirkan suatu kreativitas dan peningkatan pembangunan demi
menjawab kebutuhan orang tua, masyarakat, lapangan kerja dan industry
pemerintah, terlebih lagi menjawab tuntutan tanggung jawab untuk bangsa dan
Negara.
Budaya kerja yang terjaga dan tercipta dengan baik akan
menghasilkan hasil kinerja yang maksimal. Mintzberg, (dalam Djokosantoso,
2006:6) mengemukakan bahwa “budaya kerja merupakan fungsi orang-orang yang
bekerja di organisasi; cara organisasi itu dibentuk dan lingkungan (ekonomi dan
teknologi) dimana organisasi itu beroperasi”. Budaya kerja adalah perilaku
kerja yang emliputi antara lain: kerja keras, ulet, disiplin, produktif,
tanggung jawab, motivasi, kreatif, dinamik, konsekuensi, responsive dan
lain-lain. Dapatlah dikatakan bahwa budaya kerja yang kuat akan berdampak pada
kinerja dan merupakan inspirasi pada pengembangan sumber daya manusia terhadap
lahirnya kretivitas. Budaya kerja adalah komponen yang sangat penting dalam
meningkatkan kinerja guru dan proses terjadinya budaya kerja yang baik
sangatlah panjang, hal ini erat kaitannya dengan pribadi masing-masing guru.
Selain budaya kerja guru, motivasi kerja juga memiliki peran
yang sangat penting untuk meningkatkan kinerja guru, sebagai upaya pencapaian
mutu lulusan. Peranan motivasi adala sebagai proses yang membangkitkan dan memnopang
perilaku terarah pada tujuan tertentu yang disebabkan oleh factor-faktor luar
atau karakteristik pribadi dari individu yang bersangkutan.
Pada dasarnya setiap organisasi termasuk lingkungan pendidikan
akan selalu berupaya agar semua elemen yang terlibat di dalamnya seperti
kepalah sekolah dan guru dapat meberikan kinerja dan prestasi kerja yang
optimal dalam rangka mewujudkan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Motivasi menjadi sesuatu yang sangat penting karena motivasi merupakan factor pendukung
yang mengarahkan perilaku, tindakan atau kegiatan yang berorientasi pada
pencapaian tujuan pendidikan. Hasibun (dalam Kambey, 2010:79) menjelaskan bahwa
motivasi mempunyai daya penggerakan yang menciptakan kegairahan kerja agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
dan upayanya untuk mencapai kepuasan. Sesorang yang memiliki motivasi kerja
kuat senantiasa berkemauan yang tinggi untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi
pula. Seandainya ia mengalami kegagalan maka ia akan terus berusaha lebih giat
untuk memperoleh sukses di masa mendatang. Sebaliknya seorang yang mempunyai
motivasi kerja rendah apabila mengalami kegagalan akan berakibat kemampuannya
cenderung menurun, sehingga kegagalan yang satu akan diikuti kegagalan-kegagalan
berikutnya
Seseorang yang memiliki motivasi kerja tinggi selalu melihat
hubungan antara usaha dengan kinerja yang diperoleh. Dia menganggap kerja keras
itu membawa kepada keberhasilan, dan usaha-usaha tanpa kerja keras akan membawa
kepada kegagalan. Wursanto (dalam Kambey, 2010:134) mentakan bahwa setiap
manusia melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu pada dasarnya didorong oleh
suatu motivasi tertentu. Motivasi merupakan keinginan, hasrat dan tenaga
penggerak yang berasal dari dalam diri manusia yang menyebabkan mealkukan
sesuatu dan berbuat sesuatu dan mengaitkan dengan factor psikologis yaitu
instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsic meliputi: sikap, kepribadian,
pendidikan, pengalaman, pengetahuan dan cita-cita, sedangkan factor ekstrinsik
yaitu factor dari luar yang muncul karena ada rangsangan.
Dalam konsep organisasi sebagaimana yang dinyatakan oleh Siagian
(2004:18) kualitas sumber daya manusia pada dasarnya sangat menentukan kinerja
suatu organisasi. Walaupun secara mendasar kualitas yang dimiliki belum tentu
menjamin kinerja guru atau pegawai yang ada. Dikatakan demikian sebab sebaik
apapun kualitas dan kemampuan yang dimiliki jika tidak ditunjang dengan adanya
motivasi terutama yang bersumber dari dalam diri maka sangat sulit bagi guru
untuk dapat meningkatkan prestasi kerja karena motivasi kerja merupakan
kerangka dasar yang membangun prestasi kerja seseorang. Hal ini dapat dipahami
karena dalam realita yang ada, seseorang dalam dalam melaksanakan sesuatu pasti
dibangun atas dasar adanya keinginan
untuk bertindak demi mencapai atau memenuhi suatu kebutuhan.
Guru-guru di daerah ini memiliki sumber daya yang cukup
potensial untuk dikembangkan atau dioptimalkan, banyak guru atau tenaga
pendidik yang sudah disertifikasi dan guru-guru ini bisa dperhitungkan
kualitasnya. Namun demikian tidak bisa dipungkiri beberapa pengamtan
mengindikasikan ternyata masih ada guru yang bekerja kurang maksimal, kurangnya
budaya kerja yang baik, masih rendahnya motivasi guru-guru dalam bekerja, masih
ada guru yang belum disiplin, belum bersemangat dalam mengadakan inovasi
pembelajaran, belum adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban, dimana hak
selalu dituntut guru namun kewajiban belum maksimal dipenuhi, kinerja
profesinoal guru belum terlihat, hasil belajar siswa belum optimal, masih
banyak sekolah yang belum berprestasi, metode pembelajaran yang belum
bervariasi dan penghargaan kepala sekolah kepada guru relative kurang dilakukan
secara objektif.
Dari uraian ini bisa disimpulkan bahwa antara budaya kerja dan
motivasi kerja memiliki hubungan yang sangat erat dengan kinerja guru itu
sendiri.
Daftar
pustaka
Kambey,
D. C. 2010. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Manado; Yayasan Triganesha Nusantara
Djokosantoso
M. 2006. Cultured! Budaya Organisasi
dalam Tantangan. Jakrta: PT Gramedia
Siagian,
S. P. 2002. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: CV Haji Masagung.
Triguno.
2002. Budaya Kerja: Menciptakan
Leingkungan yang Kondusif untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta.
Golden Trayon Press.
"tulisan ini didedikasikan buat kakak saya Nelci Horonis, S.Pd, Guru SDN Inpres Pehe Siau Barat SITARO, yang berulang tahun pada 20092013"